Ada Kabar Pencopotan Banner Salah Satu Paslon di Bokoharjo Sleman, Lurah: Tidak Benar

Jurnalis: Fajar Rianto
Editor: M. Rifat

2 Oktober 2024 10:11 2 Okt 2024 10:11

Thumbnail Ada Kabar Pencopotan Banner Salah Satu Paslon di Bokoharjo Sleman, Lurah: Tidak Benar Watermark Ketik
Nomor urut Paslon pada Pilkada Sleman 2024. (Foto: Humas Pemkab Sleman/Ketik.co.id)

KETIK, YOGYAKARTA – Suasana demokrasi Pilkada Sleman 2024 di wilayah Bokoharjo, Prambanan Sleman memanas. Itu dipicu beredarnya video yang dinarasikan salah satu warga yang yang meminta pencopotan banner Pasangan Calon (Paslon) Bupati Sleman nomor urut 1 (Kustini-Sukamto).

Dalam informasi yang beredar disebutkan petugas pemasang baliho tersebut diduga merasa terintimidasi dan akhirnya mencopot semua baliho yang telah terpasang dengan rapi.

Namun, hasil pengecekan di lapangan menunjukan suhu politik di Kalurahan Bokoharjo, Prambanan, Sleman masih terasa landai-landai saja.

"Memang sempat ada yang mengabarkan suasana sempat memanas. Pasca beredarnya rekaman video dengan lokasi dekat rel kereta api. Terlihat seorang warga meminta pencopotan rontek Kustini-Sukamto (Kusuka) karena berdekatan dengan baliho paslon lainnya, (Harda-Danang)," terang Lurah Bokoharjo Dody Heriyanto.

Dody, Selasa 1 Oktober 2024, menyakinkan wilayah Bokoharjo masih kondusif seperti biasa. Dia juga berharap suasana tetap kondusif hingga adanya Bupati dan Wabup Sleman terpilih periode mendatang.

Lebih jauh ia sebutkan, kronologi di Bokoharjo, Prambanan Sleman sebenarnya waktu itu yang menyuruh melepas karena ada laporan bahwa di depan Kantor Kalurahan Bokoharjo ada pemasangan banner Paslon nomor 1.

"Kebetulan yang bersangkutan saat itu tengah berjalan dari arah selatan dan dia tahu ada penempelan banner berikut yang memasangnya," terangnya

Ia tambahkan, karena posisinya ada di depan Kantor Kalurahan yan Kantor tidak boleh dipasangi gambar alat peraga kampanye maka disuruh melepas.

"Tidak ada pencopotan banner oleh warga," ungkapnya.

Dia menyebut yang melepas dari pihak yang memasangnya. Pemasang juga telah diberikan pengarahan kalau memasang alat peraga kampanye di tempat tersebut adalah salah. Karena berada di Kantor Kalurahan.

Sedangkan terkait video yang ada di dekat rel kereta api, dia menyebut memang di situ ada banner Paslon nomor urut 2 Harda-Danang.

Tetapi tidak menutupi rambu atau signal Kereta Api. Sementara pemasangan banner Paslon nomor 1 Kustini-Sukamto menutupi rambu kereta api.

Namun, dalam video itu yang bersangkutan justru mengatakan banner Paslon nomor 2 juga menutupi rambu kereta api dan meminta harus dilepas juga.

Kembali, Dody Heriyanto menyampaikan berdasar informasi yang ia dapatkan saat itu tidak ada yang melepas banner selain yang memasang. Serta tidak ada kejadian perusakan alat peraga kampanye.

Ditegaskan pula tidak ada perangkat Kalurahan yang memerintahkan melepas alat peraga.

"Cuma tanya, dan sebaiknya ya dilepas. Karena kantor Pemerintahan kok dipasangi alat peraga kampanye," terangnya.

Berharap Pilkada Berjalan Damai

Terpisah Ketua Tim Pemenangan Kustini-Sukamto, Raden Inoki AP, mengaku menyayangkan adanya dugaan intimidasi yang dilakukan.

Menurutnya jika terjadi dugaan pelanggaran pemasangan gambar laporkan saja supaya petugas yang melaksanakan penertiban.

"Jangan melakukan intimidasi apalagi membawa perintah pihak Kalurahan, hal ini dapat menyebabkan suasana yang kurang kondusif," pesannya.

Ia juga mengaku terus memantau jangan sampai terjadi dugaan adanya Lurah atau Pamong  yang menghambat pelayanan terhadap warga yang merupakan kader Kusuka.

"Kami siapkan Tim hukum sebagai bagian penegakan aturan," ungkapnya.

Raden Inoki berharap Pilkada Sleman dapat berjalan dengan damai.

"Kita pilih Bupati dan wakil Bupati Sleman dengan gembira," pungkas Ketua Tim Pemenangan Kustini-Sukamto, Raden Inoki AP. (*)

Tombol Google News

Tags:

Video Pencopotan Banner Dugaan Pencopotan Rontek alat peraga kampanye Bokoharjo Prambanan Bawaslu Pemkab Sleman Harda-Danang Kustini-Sukamto pilkada