KETIK, SURABAYA – Pemkot Surabaya menganggarkan sekitar Rp 81 miliar untuk pembebasan lahan pembangunan proyek underpass untuk mengurai kemacetan di sekitar Bundaran Dolog. Hal ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat,.
"Untuk APBD (2024) kita selesaikan tahun ini untuk pembebasan 22 rumah. Kemudian untuk supporting atau penunjang, kita kerjakan dulu melalui APBD, termasuk ruang terbuka hijau, sambil menunggu dari pemerintah pusat," kata Irvan pada Selasa, (30/4/2024).
Pihaknya berharap, pembangunan proyek pengurai kemacetan tidak hanya dilakukan di Bundaran Dolog. Tetapi juga persimpangan jalan lain, seperti traffic light Margorejo dan Wonokromo. Sebab, ketiga titik simpang jalan tersebut, saling berkaitan.
Kepala Bappedalitbang Surabaya Irvan Wahyudradjat. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
"Karena tiga titik ini satu kesatuan. Jadi fokus pada penyelesaian perlintasan tidak sebidang, karena ada rel kereta api di situ, baik di Wonokromo, Margorejo maupun Dolog. Sehingga kita berharap bahwa tiga simpang itu bisa terselesaikan," pungkasnya.
Seperti diketahui memfasilitasi kemudahan mobilitas warga dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan merupakan salah satu komitmen strategis Pemkot Surabaya. Khususnya dalam hal mengurai kemacetan untuk menambah kenyamanan warga berlalu lintas di jalan.
Untuk mengurangi kemacetan di wilayah Kota Pahlawan, Pemkot Surabaya berencana membangun underpass atau flyover untuk menanggulangi kemacetan di kawasan Bundaran Taman Pelangi, Jalan Ahmad Yani Surabaya.
Wali Kota Surabaya menargetkan pembebasan lahan dan pemindahan saluran untuk proyek pengurai kemacetan bundaran Taman Pelangi bisa rampung tahun 2024. Sehingga di tahun 2025, pemerintah pusat bisa mulai mengerjakan pembangunan fisik underpass. (*)