KETIK, SURABAYA – "ASN itu juga harus olahraga. Ndak kerja terus. Agar badan sehat. Kerja bakal lebih semangat dan produktif kalau sehat," ucap Dian Okta Yoshinta, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang juga penghobi bersepeda tersebut.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, masa pandemi Covid-19 pada 2019 lalu membuat Dian Okta Yoshinta berkenalan dengan sebuah aktivitas yang membuatnya kini bucin (budak cinta) alias kesengsem itu.
Kegiatan favorit akhir pekan pegawai pemerintahan yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu tidak lain adalah bersepeda. Bukan bersepeda sembarangan karena yang dilakukan Dian ini menempuh jarak ratusan kilometer plus menaklukkan rute-rute ekstrem.
Perempuan 46 tahun ini mengaku mulai aktif bersepeda sekitar dua tahun lalu. Tepatnya saat sedang ramai-ramainya Covid-19. Sebelumnya, dia lebih gemar berolah raga lari dengan mengikuti berbagai event lari 10K, half marathon, dan marathon.
"Selama Covid itu event-event lari vakum. Tidak boleh ada olah raga yang menimbulkan kerumunan. Saya cari olah raga yang tetap bisa dilakukan selama Covid. Akhirnya ketemu sepeda ini," jelasnya kepada Ketik.co.id.
Anggunnya Dian Okta Yoshinta saat menjalani rutinitas sehari-hari sebagai ASN Pemprov Jatim. (Foto: Dok. Pribadi)
Awalnya, Dian tidak langsung menunggangi road bike dan melibas rute jarak jauh. Dia memulainya dengan bersepeda virtual, lantas offline dengan rute jarak pendek di sekitar rumahnya dengan sang suami Pratomo Santosanengtyas. Saat itu dia masih menggunakan sepeda lipat.
Lama-lama, melihat banyak orang olah raga menggunakan road bike di jalanan saat weekend, dia tertarik. "Mulai dari pendek-pendek dulu. 70, 80, 90 km. Sekarang PP Surabaya-Purwodadi 230 kilo sudah biasa. Dulu naik mobil seperti jauh banget," jelasnya lantas tertawa.
Kini Dian sudah mengikuti berbagai event sepeda road bike yang menaklukkan rute-rute panjang plus curam di berbagai wilayah Jawa timur. Belasan medali dari event-event itu juga telah dia kumpulkan.
Salah satunya Kediri Dholo KOM Challenge 2021. Di event itu dia menantang diri dengan bersepeda dari Surabaya diakhiri dengan nanjak ke pegunungan Kelud Kediri. "Akhir Mei ini mau ikut lagi event di Bromo. Acaranya Azrul Ananda," ungkapnya.
Dia menambahkan, salah satu hal yang membuatnya ketagihan gowes adalah sensasi saat keluar-masuk menyusuri pedesaan dan pegunungan. Terlebih, sejak lama dirinya memang juga lebih suka kegiatan-kegiatan outdoor.
Bangga, sosok ASN cantik Dian Okta Yoshinta menaklukkan tanjakan dan finish di ajang Bromo Kom 2022. (Foto: Dok. Pribadi)
"Dasarnya emang suka mbolang. Experince-experience keluar-masuk desa, pegunungan, menjalani hal di luar rutinitas keseharian itu yang membuat selalu ingin bersepeda," ucapnya.
Sebagai penyuka tantangan, saat gowes menyusuri trek-trek ekstrem Dian tampak begitu garang di atas sepedanya. Tapi, saat berada di kantor melaksanakan rutinitasnya sebagai ASN, Dian pun tetap tampil anggun dan modis.
Dia sampai saat ini mengaku masih berburu rute-rute panjang dan tanjakan lain untuk ditaklukkan. "Saya sebenarnya pengen keliling Bali yang 300 kilo," ucapnya.
Selain agar tubuh tetap sehat, dia merasa bersepeda juga memberinya banyak hal positif. Salah satunya mengukur dan menempa kemampuan diri dalam hal keberanian menaklukkan tantangan-tantangan baru.
"Sekali gowes itu lebih 1000 kalori yang terbakar, jelas sehat. Olah raga ini juga membuat kita jadi sadar, eh, ternyata saya juga mampu loh bersepeda sejauh ini," ucap Dian yang kini juga tergabung di komunitas Women Cycling Club (WCC) Surabaya itu. (*)