KETIK, SURABAYA – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus melakukan penguatan Tri Dharma perguruan tinggi melalui pengabdian. Dra. Eva Amalijah, M.Pd., salah satu dosen Sastra Jepang Untag Surabaya yang tergabung dalam ASPBJI (Asosiasi Studi dan Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia) mendampingi warga Desa Claket untuk mengolah makanan Jepang dengan bahan lokal.
Kegiatan pengolahan makanan Jepang dengan bahan lokal merupakan salah satu program yang didanai oleh Pemerintah melalui hibah Matching Fund tahun 2022.
Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama pada 27-28 Agustus dan 10 September 2022 di Balai Desa Claket.
Adapun pesertanya meliputi Perangkat Desa, Kader Pokdarwis, Karang Taruna, Anggota PKK Desa Claket, pelaku UMKM, dan Warga Desa Claket. Program pengolahan makanan Jepang dengan bahan lokal merupakan hal yang baru bagi warga desa Claket.
Makanan Jepang yang diberikan pendampingan adalah Yakitori, Okonomiyaki dan Takoyaki.
Pada kegiatan ini, bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang tersedia di Desa Claket seperti ayam, sayuran (daun bawang, wortel, kol), bawang merah, dan susu sapi.
Yakitori adalah salah satu masakan Jepang yang berbahan dasar ayam lalu diberikan bumbu saus dan garam kemudian ditusuk dan dipanggang oleh api arang.
Sementara itu, Okonomiyaki adalah makanan Jepang yang di goreng dengan bahan dasar tepung terigu dan khas dengancampuran sayuran yang dimasak menggunakan teppan.
Takoyaki adalah makanan asal Jepang daerah Kansaidi yang berbentuk bola-bola kecil isi gurita.
Pada sesi pertama 27-28 Agustus 2022, Kie Katsuki mempertegas penyampaian materi melalui praktik langsung bersama peserta membuat Yakitori.
“Pada sesi terakhir 10 September, kegiatan yang sama dilakukan dengan tema memasak Takoyaki dengan bahan lokal,” ujar native dari Jepang.
Hal ini menuai tanggapan positif dari warga setempat, Rini selaku salah satu warga yang mengikuti kegiatan ini mengaku sangat bermanfaat untuk meningkatkan perkonomian bidang kuliner di Desa Claket.
“Pendampingan program memasak makanan Jepang yang di lakukan Untag Surabaya yang kami rasakan sangat bermanfaat teritama untuk meningkatkan perekonomian di bidang wisata kuliner Desa Claket,” ujarnya.
Dia menambahkan di Desa Claket belum ada yang membuat dan menjual masakan Jepang dengan bahan lokal.
“Ini merupakan salah satu peluang sehingga kedepannya program ini diharapkan dapat menarik para wisatawan domestik dan internasional yang berkunjung ke Desa Claket,” harapnya. (*)