KETIK, RAJA AMPAT – Jaringan listrik di Kampung Gag, Distrik Waigeo Barat Kepulauan belakangan tidak berjalan secara optimal hingga memasuki bulan Ramadan. Padamnya listrik ini mengakibatkan sejumlah barang elektronik milik warga menjadi rusak.
Buntut dari persoalan tersebut, Pemuda Kampung Gag memberikan ultimatum kepada pihak perusahaan PT Gag Nikel agar menghentikan aktivitas pertambangan untuk sementara waktu hingga jaringan listrik di Kampung Gag kembali berjalan normal.
"Kami minta untuk sementara perusahaan mengehentikan aktivitas pertambangan untuk sementara waktu hingga menunggu listrik di Kampung Gag kembali berjalan normal," ujar Ketua Pemuda Kampung Gag, Arudin kepada media online nasional Ketik.co.id, Sabtu (6/4/2024).
Arudin menyampaikan bahwa tindakan untuk menghentikan sementara aktivitas pertambangan ini berdasarkan pada komitmen pihak perusahaan dan masyarakat sebelumnya terkait penyediaan listrik 24 jam kepada warga Kampung Gag.
"Sesuai dengan komitmen perusahaan, listrik di Kampung Gag akan menyala 24 jam. Namun, nyatanya sering padam, lebih disayangkan lagi pemadaman ini terjadi hingga dalam bulan Ramadan. Bulan di mana umat muslim setempat sedang menjalankan ibadah puasa," tegasnya.
Terkait persoalan tersebut, pihak manajemen perusahaan PT Gag Nikel dan Pemuda Kampung Gag langsung melakukan pertemuan guna membicarakan persoalan yang terjadi di Kampung Gag.
Salah satu poin yang dibicarakan oleh pemuda adalah terkait penghentian sementara aktivitas pertambangan di Kampung Gag, sembari menunggu listrik berjalan normal seperti biasanya.
Sementara pihak manajemen PT Gag Nikel saat dikonfirmasi menyatakan teknis perbaikan genset dan jaringan listrik di Kampung Gag, sepenuhnya diserahkan kepada pihak PLN.
"Saat ini beberapa teknis dari PLN baik dari Sorong dan Raja Ampat sudah kami datangkan di Kampung Gag, guna menangani persoalan jaringan listrik disana," jelas Office Manager PT Gag Nikel, Ruddy Sumual, saat dikonfirmasi via telpon, Minggu (7/6/2024).
Ruddy juga menerangkan, memang 1 unit mesin genset mengalami kendala atau rusak, sehingga yang beroperasi saat ini hanya 1 unit genset. Jika hanya satu unit yang mana memiliki beban operasinya selama 24 jam, maka tentu tidak akan mampu. Sementara, satu unit genset yang mengalami kerusakan masih sedang dalam upaya perbaikan.
"Jika ada dua genset maka bisa efektif karena bisa saling back up. Satu genset bisa beroperasi di waktu malam, dan satunya lagi bisa beroperasi di waktu siang," jelas Rudy.
Ruddy juga menegaskan, pihaknya akan tetap berupaya agar ketersediaan listrik di Kampung Gag dapat tersedia secara optimal. Saat ini teknisi sedang berada di lokasi dan melakukan perbaikan, "kita berharap dengan waktu yang tidak terlalu lama listrik kembali beroperasi secara normal," harapnya. (*)