KETIK, SURABAYA – Untuk meningkatkan kapasitas pendamping pasien TBC Resisten Obat (RO), Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) peduli TBC Jawa Timur beri pelatihan penyegaran pada 120 pendamping pasien se-Jawa Timur, Kamis (11/7/2024).
Pelatihan ini digelar selama 3 hari yang terbagi dalam 2 batch, mulai 11-13 Juli 2024 di Hotel Harris, Gubeng, Surabaya.
Tri Lestari, Sub Recipient Manager Yabhysa Jatim mengatakan di acara ini para pendamping pasien dilatih bagaimana cara melacak pasien-pasien yang sudah terdiagnosis TBC tapi tidak datang atau mengadu ke layanan pengobatan seperti puskesmas atau rumah sakit.
"Mereka diajarkan oleh PR Konsorsium Penabulu melacak pasien kemudian diberikan edukasi dan diajak untuk berobat," terang Tri ketika ditemui Ketik.co.id di acara Pelatihan Penyegaran Tim Pendamping TBC RO Komunitas dalam Pendampingan Pasien Sejak Terdiagnosis dan Penggunaan SITK TBC RO.
Selain melacak, para pendamping dibekali bagaimana strategi pelacakan yang melibatkan banyak pihak. Itu seperti RT, RW, polisi, lurah, dan pejabat setempat lainnya.
Seluruh peserta berkumpul mendiskusikan strategi pelacakan yang tepat untuk bisa mendeteksi kemudian mengedukasi pasien terdiagnosis TBC.
"Kami juga mengajarkan pelaporan. Jadi gimana caranya input data ke sistem yang baru, sistem informasi tuberkulosis RO," tambahnya.
Para peserta sedang berdiskusi membahas strategi pelacakan untuk mendetesi kasus baru TBC (Foto: Fatimah/Ketik.co.id)
Senada dengan itu, Raisa Afni, National Technical Officer TBC RO mengungkap pelatihan ini diadakan agar para pendamping lebih optimal dalam mendampingi pasien. Baik di fasilitas kesehatan (faskes) TBC RO, puskesmas maupun faskes lainnya.
"Harapannya teman-teman bisa melakukan pendampingan lebih intensif untuk bisa mencegah pasien agar tidak lost to follow up, yakni tidak memulai pengobatan," katanya.
Kondisi tersebut, tambahnya, semoga bisa diminimalisir dan dilakukan mitigasi. Juga pada pasien-pasien yang tidak melanjutkan pengobatan terutama dalam 6 bulan pertama.
Penting diketahui, Yabhysa adalah yayasan mitra dari Dinas kesehatan Jawa Timur yang bertugas melakukan Active Case Finding kasus TBC terbaru.
Sebanyak 3500 kader Yabhysa se-Jawa Timur bertugas menemukan pasien terdeteksi TBC melalui kegiatan edukasi pada masyarakat rentan, seperti perokok, penderita diabet, dan HIV AIDS.
Misalnya melakukan investigasi kontak dengan mendatangi rumah-rumah pasien, menscreening kasus-kasus TBC baru, dan menanyakan apakah orang tersebut memiliki gejala TBC atau tidak.
Dari sini, Yabhysa telah menemukan adanya peningkatan kasus TBC tiap bulannya di Jawa Timur.
"Sampai dengan bulan ini (Juli, red) sudah ada 2.520 pasien terlapor yang didampingi," tambah Siti Maslamah, Program Monitoring Evaluasi dan Koordinator Yabhysa.
Pada Januari 2024, tercatat sekitar 2.027 pasien terkena TBC. Februari ada 1.868 pasien, Maret 1.903 pasien, April 1.745 pasien dan Mei meningkat menjadi 2.392 pasien.
Mereka diberi enabler, yaitu bantuan dana transportasi pasien untuk pengobatan sebesar Rp600 ribu/bulan dan didampingi sampai sembuh tanpa dipungut biaya.
"Orang sehat juga bisa tertular kalau kondisinya tidak fit. Itu cepat tertularnya kalau ada di lingkungan kontak serumah," papar Siti pada Ketik.co.id. (*)