KETIK, HALMAHERA SELATAN – Dalam mendorong generasi muda agar lebih aktif dan produktif dalam memperluas usahanya, pasangan calon (paslon) Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba-Helmi Umar Muchsin (Bassam-Helmi) spontan menghadiri acara Sharing Session yang digelar di Kafe Sterck Kecamatan Bacan, Sabtu, 23 November 2024.
Acara sharing session yang dipelopori oleh sejumlah komunitas pemuda kreatif di Halmahera Selatan ini, menjadikan Bassam dan Helmi sebagai narasumber yang memantik pola pikir dan edukasi bagi kaum muda milenial dalam menciptakan ide dan gagasan baru.
Bassam di kesempatan tersebut menyampaikan, pemuda bukan saja sebagai tolak ukur kemajuan dan tulang punggung suatu daerah. Bagi dia, pemuda merupakan harga diri daerah yang wajib mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak dalam memastikan keberlangsungan ide dan gagasan yang lahir dari tiap komunitas pemuda maupun individu.
"Kaum muda atau pemuda sudah barang tentu harus benar-benar diberi perhatian. Ide dan gagasan positif mereka harus kita tampung sebagai bahan untuk memberdayakan pengembangan masa depan daerah," tutur Bassam.
Bassam mengatakan, segala bentuk kebijakan suatu pemerintahan harus memberi ruang kepada pemuda. Ruang tersebut tidak hanya bagi Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) saja. Namun, pemuda harus mendapat kepastian dalam mengelola kebijakan pemerintah daerah.
Keterlibatan pemuda dengan ide kreatifnya menurut Bassam, akan lebih memberi warna dalam tiap kegiatan pemerintah daerah (Pemda) di berbagi sektor.
"Asset yang kita miliki seperti GOR, Mall Saruma, UMKM Milenial, Wisata Pulau Nusara. Asset asset ini butuh kolaborasi antara pemerintah daerah dan anak anak muda dalam rangka mendorong ekonomi kreatif yang lebih baik dan maksimal," katanya.
Sementara Calon Wakil Bupati, Helmi Umar Muchsin menyatakan, jika berbicara Industri kreatif, rasanya masih kurang jika tidak disampaikan juga tentang ekonomi kreatif, artinya ekonomi kreatif dan industri kreatif adalah dua hal yang berbeda. Industri kreatif adalah bagian dari ekonomi kreatif, itu jika berbicara dalam konteks kebijakan negara.
Sejumlah Pemuda/Pemudi Kreatif Yang Hadir dalam sosialisasi Kelompok Sharing Session Bersama Bassam-Helmi (Foto: Mursal Bahtiar/Ketik.co.id)
"Kenapa saya harus sampaikan kebijakan negara, karena saya sendiri manusia tua yang gaptek yang tidak memahami ekonomi kreatif dalam prespektif teknis, tapi dalam pengertian regulatif bagaiman pemimpin itu bisa membuat kebijakan yang mewadahi generasi muda, baik ekonomi kreatif dan keterpaduan Industri kreatif dalam tataran kebijakan pemerintah daerah," jelasnya.
Helmi mengungkapkan, jika berbicara prespektif kebijakan, pemerintah pusat telah mengeluarkan undang undang nomor 24 tahun 2019, tentang ekonomi kreatif, tapi turunannya belum dibuat oleh disemua daerah di malut termasuk Halsel. Mestinya, daerah juga harus melahirkan sebuah peraturan daerah, apakah itu Perda atau perkada.
"Generasi muda tidak mungkin terjun ke Industri kreatif jika tidak ada perhatian pemerintah, padahal dasar hukumnya sudah ada, jadi kita harus memulai dari soal kebijakan peraturan daerah, agar bisa mewadahi kelompok Industri kreatif dan ekonomi kreatif," tandasnya.
Mantan anggota DPRD Provinsi tiga periode Maluku Utara ini menegaskan, jika paslon Bassam-Helmi terpilih, maka Industri kreatif dan ekonomi kreatif menjadi salah satu program yang difokuskan.
"Ke depan generasi mudah harus tetap berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif dan industri kreatif, sehingga potensi daerah yang ada bisa dikembangkan lebih luas sesuai perkembangan zaman," pungkasnya. (*)