Aktivis Antikorupsi Berdoa Sidoarjo Memperoleh Bupati Lebih Baik

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: M. Rifat

31 Juli 2024 04:01 31 Jul 2024 04:01

Thumbnail Aktivis Antikorupsi Berdoa Sidoarjo Memperoleh Bupati Lebih Baik Watermark Ketik
Para aktivis antikorupsi GM-SBAK bersama warga mengadakan selamatan di Alun-Alun Sidoarjo pada Selasa (30/7/2023). Mereka berdoa agar Kabupaten Sidoarjo diberi pemimpin yang lebih baik. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Berbagai elemen masyarakat menyuarakan pentingnya memilih bupati yang tepat untuk memimpin Kabupaten Sidoarjo mendatang. Syarat utamanya satu: Jangan Korupsi!

Menjelang senja Selasa (30/7/2024), hawa Alun-Alun Kota semakin sejuk. Terdengar lamat-lamat suara mikrofon. Seorang Perempuan mengajak siapa saja untuk bergabung ke bawah Monumen Jayandaru. Berdatanganglah kemudian puluhan orang. Bergabung.

Di sana, telah ada beberapa tumpeng. Minuman dingin. Buah jeruk. Beberapa tumpeng lain menyusul tiba. Diantar oleh tamu-tamu bermobil. Beberapa lelaki mengangkatnya. Para Perempuan merapikan beragam sajian itu layaknya sebagai jamuan selamatan.

Benar. Laki-laki dan Perempuan itu adalah aktivis Gerakan Masyarakat Sidoarjo Bersatu Anti Korupsi (GM-SBAK). Ada Nadia Bafaqih, Peny Agustini, Sigit Imam Basuki, Nanang Romi, Hariyadi Siregar, Isdianto, Totok Santoso, Dimas, Budi, Hariyantono, Husein, dan lain-lainnya. Mereka mengajak bergabung siapa saja untuk berdiskusi.

Diskusi tentang tema apa? Mencari Pemimpin Sidoarjo yang Lebih Baik. Hariyadi Siregar mengatakan, tentu warga Sidoarjo tidak ingin para pemimpinnya bernasib seperti tiga bupati terakhir. Periode 2005--2010, 2010--2020, 2020--2024. Para pemimpin itu berakhir tidak baik-baik saja. Terjerat kasus korupsi.

”Kita ingin pemimpin yang akan datang tidak lagi berurusan dengan aparat hukum karena kasus korupsi,” ujarnya.

Aktivis perempuan, Nadia Bafaqih, pun membuka forum. Siapa saja yang hendak menyampaikan pendapat dipersilakan. Petugas sapu, pedagang kaki lima, tukang yang sedang menggarap proyek, remaja-remaja yang kongkow dipanggil.

”Siapa pun boleh berpendapat,” ucap Nadia.

”Saya. Saya,” teriak seorang lelaki parobaya dari arah timur laut. Bapak itu dengan percaya diri mengutarakan unek-uneknya.

”Nama saya Handoko. Warga Suko (Desa Suko, Sidoarjo),” katanya memulai.

Handoko bilang tidak punya keinginan muluk-muluk tentang sosok Bupati Sidoarjo mendatang. Siapa saja bisa menjadi bupati dan memimpin. Boleh membangun apa pun untuk Kabupaten berpenduduk sekitar 2,4 juta jiwa ini.

Sing penting ojok korupsi,” pekik Handoko sambil mengusap jenggotnya yang memutih.

Para aktivis tidak mengenal siapa Handoko. Dia pakai kaus biasa. Celana 2/3 yang dikenakannya pun lusuh. Forum itu juga tidak di-setting. Natural. Dibuka untuk umum agar bisa diikuti berbagai kalangan.

Apa artinya? Masyarakat Kabupaten Sidoarjo di level mana pun seakan sudah tahu apa yang menimpa bupati-bupati mereka terdahulu. Kena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kabupaten dengan kekuatan APBD lebih dari Rp 5,4 triliun ini terus-terusan berduka. Bulat keinginan agar semua pemimpin yang akan datang jangan lagi-lagi melakukan korupsi.

”Ini bukan soal kutukan. Sekarang bagaimana kemauan kita saja untuk terus mengawal bupati mendatang. Jangan sampai melakukan korupsi,” tegas Hariyadi.

Para akvitias GM-SBAK menyatakan komitmen untuk terus menyuarakan komitmen antikorupsi. Mereka menantang siapa saja calon bupati untuk teken pakta integritas. Janji untuk tidak korupsi.

Foto Para aktivis antikorupsi GM-SBAK bersama warga menikmati tumpeng selamatan di Alun-Alun Sidoarjo pada Selasa (30/7/2023). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Para aktivis antikorupsi GM-SBAK bersama warga menikmati tumpeng selamatan di Alun-Alun Sidoarjo pada Selasa (30/7/2023). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Berbagai pendapat pun bergantian disampaikan. Semua berharap bupati-bupati mendatang tidak lagi terjerumus kasus hukum. Forum GM-SBAK itu kemudian diakhiri dengan doa bersama. Hadirin berdoa agar Kabupaten Sidoarjo diberi pemimpin yang terbaik.

Diskusi selesai. Hadirin pun menikmati tumpeng selamatan yang disiapkan. Mereka berkumpul. Makan bareng. Guyub, rukun. Tidak ada jarak. (*)

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Antikorupsi Sidoarjo Bupati Sidoarjo OTT KPK Sidoarjo GM-SBAK Aktivis Antikorupsi Sidoarjo