KETIK, MALANG – Ari Ambarwati, salah satu dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang (Unisma) menggandeng Saung Kanak untuk menciptakan buku cerita anak bertemakan perubahan iklim.
Kolaborasi kreatif itu didapatkan setelah lolos dari kompetisi hibah pengabdian nasional yang didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) dan akan segera terbit di tahun 2025.
"Kesadaran bahu membahu untuk menciptakan kondisi lingkungan jauh lebih kondusif untuk ditinggali, itu ada banyak cara. Saya memilih melalui cerita anak karena itu sesuai dengan bidang saya," ujarnya, Rabu 4 Desember 2024.
Dalam prosesnya, terdapat berbagai unsur yang terlibat, mulai dari guru, mahasiswa, pelajar, yang sempat mengikuti workshop dari Saung Kanak. Nantinya akan dilakukan kurasi terhadap karya-karya yang akan diterbitkan.
"Buku ini akan ada sekitar 20 cerita pendek. Sekarang masih proses dan untuk pengabdian juga harus melewati beberapa tahap sehingga harus ada kurasi, uji keterbacaan pada first readernya," lanjutnya.
Dalam menciptakan buku bacaan untuk anak-anak, Ari berfokus pada menciptakan pengalaman membaca bagi anak-anak. Dengan demikian anak-anak dapat terlibat dan merasa terhubung dengan cerita yang ada.
"Hanya memang kosakata yang dipilih untuk anak SD dan SMP berbeda. Juga logika cerita, itu sama saja seperti ketika kita menulis untuk cerita anak," tuturnya.
Menuliskan cerita terkait perubahan iklim memang tidak serta merta membuat anak dapat menyelesaikan masalah lingkungan. Kendati demikian, pola pikir anak akan terbentuk dan muncul dorongan dari dirinya sendiri untuk mengubah kebiasaan yang dapat menyelamatkan lingkungan.
"Ini tentang bagaimana mereka bisa terlibat, ikut mendengar, dan berusaha mengubah kebiasaannya sendiri. Jadi kemasukakalan seperti itu lah yang menjadi pertimbangan ketika menulis cerita anak," kata Ari.
Apabila buku tersebut telah berhasil terbit, Ari mengaku akan mengunggahnya ke laman Saung Kanak dengan harapan dapat diakses secara gratis oleh masyarakat. Kumpulan cerita pendek tersebut juga dapat dilakukan alih wahana untuk menjadi film pendek, puisi, sandiwara radio, dan lainnya.
Ia berharap semakin beragam dan terjangkau, dapat membuat anak, orang tua, guru, lebih mudah untuk mengeksplorasi bacaan.
"Tentu juga membuat mereka dekat dengan kesadaran ekologis untuk lebih peduli kepada perubahan iklim yang sekarang dampaknya terasa," tutupnya.
Cari tahu dan pantau perkembangan berita terbaru dari Unisma melalui situs resminya di https://unisma.ac.id/.(*)