Harga Cabai di Pacitan Merosot Rp10 Ribu Tiap Pekan: Ibu-Ibu Girang, Petani Meriang

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

6 Agustus 2024 09:07 6 Agt 2024 09:07

Thumbnail Harga Cabai di Pacitan Merosot Rp10 Ribu Tiap Pekan: Ibu-Ibu Girang, Petani Meriang Watermark Ketik
Suasana pasar tradisional Pacitan. Pedagang dan pembeli tampak semringah saling bersahut cerita, (6/8/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Harga cabai rawit di Kabupaten Pacitan, yang sebelumnya pedas di kantong, kini merosot. Harganya berkala Rp10 ribu per pekan.

Wajah para ibu-ibu pun tampak lebih ceria. Pasalnya, mereka bisa membeli cabai lebih banyak dengan harga lebih terjangkau.

"Lebih murah ketimbang minggu lalu. Jadi enggak khawatir kalau mau buat sambal," ujar Suwarni (47) warga Desa Kayen, Pacitan usai membeli cabai di Pasar Arjowinangun Pacitan, Selasa (6/8/2024).

Sebagai pencinta makanan pedas, Suwarni girang mendengar kabar turunnya cabai ini di pasaran.

"Seneng sih, karena satu keluarga suka pedas semua," bebernya.

Menurut pantauan Ketik.co.id, komoditas cabai cenderung lebih terjangkau ketimbang minggu lalu. Rata-rata mengalami penurunan harga.

Seperti cabai rawit hijau kini dipatok seharga Rp29 ribu, cabai rawit merah Rp60 ribu. Disusul cabai merah besar Rp40 ribu dan cabai merah keriting Rp36 ribu per kilogram.

Sementara itu, di balik senyuman ibu-ibu, ada wajah muram para petani cabai rawit di Pacitan. Apalagi, saat ini baru memasuki permulaan masa panen.

"Sebetulnya sudah biasa. Tapi baru aja tiga kali mbayei (panen awal) malah udah turun," ungkap petani cabai, Sriyati (51) asal Kebonagung.

Padahal, imbuh dia, harga cabai rawit hijau dua minggu lalu nyaris tembus Rp40 ribu. Sementara saat ini merosot tinggal separuh.

"Kalau sekarang dari petani hanya Rp20 ribu untuk cabai rawit hijau. Per minggu itu turunnya sekitar Rp10 ribu," bebernya.

Petani setempat menduga harga cabai bakal terus turun. Pasalnya hasil panen petani justru akan meningkat seiring musim panen bergulir.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Sugeng Santoso, memahami dilema yang dihadapi para petani cabai.

Ia berharap para petani dapat lebih cermat dalam memperhitungkan dan memprediksi risiko fluktuasi harga saat memutuskan untuk menanam cabai.

"Fluktuasi harga cabai memang sulit dihindari. Namun, dengan perencanaan yang matang, petani dapat mengantisipasi risiko kerugian akibat penurunan harga," ujar Sugeng

Sugeng juga menekankan pentingnya diversifikasi tanaman bagi petani cabai.

"Dengan menanam berbagai jenis tanaman, petani dapat mengurangi risiko kerugian jika harga salah satu komoditas mengalami penurunan," tandasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan