KETIK, SIDOARJO – Pagi-pagi sekali, Wahyudi mendatangi GOR Serba Guna Sidoarjo. Warga Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo, itu tidak sendiri. Puluhan anak muda terlihat mengerumuni kertas pengumuman yang tertempel di dinding GOR. Isinya informasi tentang lowongan kerja. Mereka berharap diterima.
Selasa pagi (20/8/2024), Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sidoarjo memang membuka Job Fair Sidoarjo 2024. Bursa kerja itu akan berlangsung hingga hari ini, Rabu (21/8/2024).
Para pencari kerja telah memasukkan lamaran secara online. Pada Selasa dan Rabu ini, dilakukan verifikasi lamaran. Mereka tidak perlu berdesakan untuk mencari lowongan dan melamar pekerjaan.
Kepala Disnaker Sidoarjo Ainun Amalia menyebutkan, total ada 1.618 lowongan kerja yang dibuka pada Job Fair 2024 ini. Dari staf sampai jabatan manajer. Lowongan kerja tersebut tersedia di 40 perusahaan. Jumlah pencari kerja mencapai sekitar 5 ribuan.
”Job fair ini memudahkan pencari kerja menemukan lowongan yang sesuai dengan minatnya. Bagi perusahaan, job fair memudahkan untuk mencari kandidat tenaga kerja sesuai kebutuhannya,” terang Ainun Amalia saat menyampaikan laporan di hadapan Plt Bupati Sidoarjo H Subandi SH MKn.
Plt Bupati Subandi membuka job fair didampingi Sekda Dr Fenny Apridawati, Ketua DPRD H Usman MKes, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Ainun Amalia, serta OPD terkait.
Dari kanan, Sekda Fenny Apridawati, Plt Bupati Subandi, dan Ketua DPRD Sidoarjo H Usman berbincang dengan staf perusahaan yang membuka lowongan kerja di Job Fair Sidoarjo 2024 di GOR Serba Guna Sidoarjo. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Subandi menjelaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sidoarjo menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sidoarjo turun sekitar 0,75 persen. Dari 8,8 persen pada 2022 menjadi 8,05 persen pada 2023.
Angka pengangguran tertinggi ditempati oleh lulusan sekolah menengah. Masing-masing tamatan SMA sekitar 11,10 persen dan lulusan SMK mencapai 8,44 persen. Lulusan perguruan tinggi sebesar 7, 68 persen.
Melihat komposisi tersebut, para penganggur di Kabupaten Sidoarjo tergolong pengangguran terdidik. Salah satu faktor penyebabnya adalah kesenjangan antara pekerjaan dengan pencari kerja. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Subandi menyatakan pemerintah terus berkomitmen menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka melalui program bidang ketenagakerjaan. Salah satu wujudnya, mempercepat pertemuan antara pencari kerja dengan lowongan yang tersedia melalui Bursa Kerja Terbuka atau Job Fair 2024.
Subandi menambahkan, permasalahan pengangguran bukan hanya tugas pemerintah dan dinas ketenagakerjaan, melainkan tugas bersama. Harus dilakukan secara komprehensif. Melalui kebijakan bidang perekonomian yang mendorong pertumbuhan sektor-sektor pengelola lapangan pekerjaan baru.
”Atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, saya memberikan apresiasi kepada 40 perusahaan yang telah berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan bursa kerja terbuka ini,” ungkapnya.
Subandi juga berharap semoga bursa kerja ini tidak hanya seremonial belaka, tetapi benar-benar membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
”Bagi para pencari kerja, saya berharap tetap semangat dan semoga mendapat pekerjaan yang diinginkan,” ucapnya.
Subandi berpesan kepada para pencari kerja untuk selalu profesional dalam dunia kerja. Jangan sampai punya sifat malas. Terus kembangkan kreativitas serta kemampuan. Semangat. Jangan sampai warga Sidoarjo yang mempunyai banyak perusahaan di daerahnya tergantikan orang-orang dari daerah lain.
”Karena ketidakprofesionalan serta sifat malas dalam bekerja,” tambah Suandi.
Pemerintah akan selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Job fair ini mempertemukan langsung pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan. Pemerintah akan selalu mempermudah pelayanan melalui aplikasi yang disediakan. Juga melalui upaya jemput bola agar para investor banyak yang masuk ke Kabupaten Sidoarjo.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidoarjo Sukiyanto menyatakan sangat mengapresiasi Job Fair 2024 ini. Sukses untuk Dinas Ketenagakerjaan Sidoarjo. Apindo berharap job fair ini bisa diadakan tidak hanya sekali. Bisa dua kali dalam setahun. Soal biaya tidak harus pakai anggaran pemerintah.
”Kan bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan,” kata Sukiyanto.
Job fair ini, lanjut dia, merupakan bentuk upaya memenuhi kepentingan perusahaan, kepentingan pemerintah, juga kepentingan rakyat semuanya. Pemerintah bisa mengurangi pengangguran. Perusahaan bisa mendapatkan orang-orang ahli. Masyarakat punya kepentingan mendapatkan pekerjaan.
”Saya hadir, saya support. Semoga tidak hanya sekali dalam setahun. Kalau perlu satu bulan sekali. Tidak harus meriah,” tambahnya. (*)