Anak merupakan penerus bangsa yang seharusnya selalu diperhatikan dalam hal kesehatannya. Perkembangan Kesehatan mereka sangat berpengaruh terhadap daya tahan suatu negara. Hal yang perlu diperhatikan saat ini anak cenderung mengalami kekurangan aktivitas fisik, cenderung malas gerak yang mengakibatkan tingginya angka kegemukan atau obesitas pada anak dalam beberapa kurun waktu terakhir.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Para ahli kesehatan masyarakat menekankan pentingnya pencegahan dalam penanganan terhadap masalah tersebut melalui promosi kesehatan dan peningkatan peran sekolah dalam mengembangkan aktivitas fisik pada anak.
Salah satu upaya dalam meningkatkan aktivitas fisik di sekolah yakni dengan menerapkan konsep literasi fisik. sama halnya dengan pengertian literasi pada umumnya, literasi fisik adalah menyadarkan dan memahamkan akan pentingnya aktivitas fisik yang berhubungan dengan Kesehatan.
The International Physical Literacy Association, (Mei 2014) mendefinisikan, “Literasi fisik adalah motivasi, kepercayaan diri, kompetensi fisik, pengetahuan, dan pemahaman untuk menghargai dan bertanggung jawab atas keterlibatan dalam aktifitas fisik seumur hidup. Physical literacy atau Literasi fisik dapat diartikan tentang mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang memberikan kepercayaan diri dan motivasi kepada anak-anak untuk menjalani gaya hidup aktif dan sehat.
Membangun proses literasi fisik pada anak-anak dapat mengarahkan mereka menuju jalan yang tepat agar lebih Bahagia dan lebih sehat. Literasi fisik akan memberikan manfaat yang luar biasa terhadap anak-anak, di antaranya :
1. Peningkatan kemampuan fisik dan Kebugaran tubuh.
2. Sikap dan emosi yang memotivasi mereka untuk hidup aktif.
3. Keterampilan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
4. Meningkatkan Pengetahuan dan pemahaman untuk apa, mengapa, bagaimana dan kapan mereka Latihan.
Sekolah sebagai sarana pengembanagn Literasi Fisik (Physical Literacy).
Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (2015), sekolah adalah satu-satunya tempat yang banyak anak-anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur, terutama mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah. Ini tidak mengherankan mengingat sebagian besar anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Akibatnya, sekolah memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan bagi anak-anak untuk mengembangkan literasi fisik mereka dan pada gilirannya, meningkatkan motivasi mereka untuk aktif secara fisik.
Pemimpin sekolah, pendidik, pelatih, dan keluarga semuanya memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan dan mempromosikan pemahaman literasi fisik kepada setiap siswa di sekolah. Pengembangan literasi fisik atau “melek” gaya hidup aktif dapat dicapai melalui pendekatan yang seutuhnya dalam proses pembelajaran di sekolah, meliputi kegiatan bermain sehari-hari, kegiatan olahraga, kegiatan ekstrakurikuler bahkan proses pembelajaran dikelas. Keterlibatan anak pada kegiatan sekolah hendaknya bersifat menyenangkan, dan dapat meningkatkan keterampilan motorik. beberapa contoh upaya literasi fisik di sekolah yang bisa diterapkan yaitu :
1. Brain Breaks.
Aktivitas ini sudah cukup popular diterapkan di berbagai sekolah di Amerika. Aktivitas yang dilakukan di sela-sela proses pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan berjalan mengelilingi kelas, senam sederhana di kelas, ataupun kegiatan berjoget. Kegiatan ini menitikberatkan pada kegiatan yang bersifat menggerakkan tubuh.
2. Active Playground.
Hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat para siswa selalu aktif yaitu menyediakan area bermain yang representative untuk mereka mengembangkan kemampuan fisiknya. Membuat tanda di tembok, mengecat lantai menjadi arena bermain mereka, merupakan salah satu cara yang aqcukup efektif. Selain itu, tersedianya poster-poster yang memberikan informasi Kesehatan dan kebugaran tubuh juga sebagai upaya sekolah mendukung kegiatan literasi fisik.
3. Active Week Program.
Seluruh stakeholder sekolah memiliki peran penting untuk mengupayakan adanya literasi fisik di lingkungannya. Penyuluhan tentang Kesehatan, pencegahan penyakit dengan selalu melakukan aktivitas fisik dapat dilakukan dengan agenda melaksanakan program minggu sehat. Dalam satu pekan, guru dan seluruh elemen sekolah mengupayakan program-program kesehatan seperti penyuluhan gizi, kebersihan diri, peran aktivitas fisik sehari-hari.
4. Memaksimalkan Pembelajaran Olahraga dan Kebugaran Jasmani.
Peran pendidikan jasmani sangat penting dalam pembentukan litrasi fisik pada anak, di mana aspek kognitif, afektif dan psikomotor ada dalam tujuan pendidikan jasmani. Dengan menguatkan literasi fisik pada anak diharapkan dapat memberikan motivasi dan percaya diri serta antusias untuk tetap melakukan aktivitas fisik. Dengan anak melakukan aktivitas fisik maka akan meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh anak akan tetap bugar dan menjaga kesehatan. Harus disadarkan bahwa aktifitas fisik itu penting untuk menjaga Kesehatan.
Aktivitas pembelajaran literasi fisik di SDN 3 Asrikaton, Kab. Malang. (Foto: dok. Istimewa)
Bukti manfaat Literasi Fisik (Physical literacy) pada anak.
Literasi fisik memiliki dampak yang sangat baik terhadap Kesehatan jangka panjang seseorang. Seorang anak yang memahami arti penting kesehatan tubuh sepanjang hayat, menandakan seorang tersebut sudah terliterasi dengan baik tentang fisik atau tubuhnya. Bukti menunjukkan bahwa literasi fisik mendorong peningkatan aktivitas fisik, yang menghasilkan banyak manfaat fisik, psikologis, sosial dan kognitif sepanjang hidup anak-anak. Berikut beberapa studi yang membuktikan hal tersebut.
1. Literasi fisik meningkatkan kegiatan fisik anak.
Studi yang dilakukan oleh Peter Holle dkk, 2019, menjabarkan orang yang terliterasi fisik lebih cenderung memiliki kapasitas dan komitmen yang lebih baik untuk gaya hidup aktif secara fisik. Selain itu, studi dari Brown dkk, 2020 juga menyebutkan bahwa pemahaman literasi fisik merupakan gerbang pertama untuk seseorang mau melakukan aktivitas fisik. Sehingga dari kedua studi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang akan secara sadar dan bertanggung jawab melakukan aktivitas fisik, jika mereka sudah memahami arti penting kesehatan melalui pendekatan literasi fisik.
2. Literasi fisik meningkatkan aspek psikologis secara keseluruhan pada anak.
Selain aspek fisik, seseorang yang terliterasi fisik akan merasakan manfaat psikologis yang akan didapatkan. Studi dari SportEngland.org melaporkan, anak-anak yang terliterasi fisik dengan baik cenderung memiliki tingkat kesenangan yang tinggi, percaya diri meningkat dan tidak mudah stres.
3. Meningkatnya kemampuan fisik berpengaruh terhadap performa kognitif (akademik).
Banyak studi yang membuktikan tentang hal tersebut, meningkatnya kemampuan fisik seseorang juga memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan akademik seseorang. Salah satu studi dari Telford dkk, 2012 mengungkapkan sekolah yang memiliki rata-rata kebugaran jasmani siswanya tinggi, mendapatkan nilai literasi dan numerasi yang lebih baik. Selain itu, studi serupa di ungkapkan oleh Donely and Lambourne, 2010. Hasil studi itu menjabarkan siswa yang memilki tingkat pola hidup aktif yang baik memiliki 6% kemampuan lebih baik daripada teman sebayanya yang memilki pola hidup pasif.
4. Aktivitas fisik yang aktif berpengaruh pada memori otak anak-anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Hillman dkk, 2009, menyebutkan bahwa setelah melakukan aktivitas fisik, anak-anak memiliki respons yang lebih kuat di dalam otak dari pada anak-anak yang duduk mereka juga mampu menjawab soal ujian dengan lebih akurat dan menyelesaikan tugas belajar dengan lebih cepat dan akurat.
Kesimpulan.
Literasi fisik merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam promosi tentang pentingnya kesehatan kepada seseorang. Orang yang terliterasi fisik akan secara sadar dan penuh motivasi untuk melakukan dan merencanakan aktivitas yang akan memberi dampak yang baik bagi kesehatan mereka.
Salah satu peran penting sekolah yaitu sebagai tempat untuk memberikan pembelajaran literasi fisik. Tentunya, hal tersebut tidak mudah. Perlu adanya sebuah gerakan yang masif dan kesadaran penuh dari semua elemen sekolah untuk bisa membudayakan literasi di sekolah.
Banyak kegiatan dan contoh aktivitas yang dapat dilakukan untuk mencapai itu semua, salah satunya yaitu dengan membuat program-program sekolah yang mendukung siswanya untuk selalu bergerak aktif. Program tersebut bisa dilaksanakan dalam pembelajran formal dikelas maupun menciptakan lingkungan di luar kelas.
Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan pentingnya gaya hidup aktif bagi kesehatan. Mulai dari meningkatnya motivasi, meningkatnya kemampuan akademik, bekerja pada system meori otak hingga keuntungan kesehatan lain yang di dapatkan jika seseorang sudah terliterasi fisik.
Sehingga bukan tidak mungkin, kegiatan literasi fisik akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan sebuah negara. Jika masyarakatnya sehat dan sadar akan pentingnya aktivitas fisik bagi tubuh maka beban negara untuk menanggung biaya perawatan rumah sakit juhga akan menurun. Dilihat dari aspek psikologis, masyarakat juga akan tidak mudah stres dan menciptakan kehidupan yang bahagia.(*)
Oleh : Moch Guruh Fitrianto S.Or.
Penulis adalah lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Saat ini merupakan guru mata pelajaran PJOK di SD Negeri 3 Asrikaton Kab. Malang, Jawa Timur. Penulis memiliki concern dalam pengembangan pendidikan Literasi Fisik di sekolah dasar.