KETIK, PALEMBANG – Peta calon kepala daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang sejauh ini tampak terbagi dalam tiga poros politik.
Tiga poros politik tersebut yaitu kubu Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (Matahati) dan Heri Amalindo-Popo Ali (Hapal).
Pencalonan calon gubernur dan wakil gubernur mengharuskan pengusung memiliki jumlah suara minimal 20 persen dari anggota DPRD Provinsi.
Hal tersebut diatur dalam UU Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa syarat pencalonan kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik memiliki jumlah kursi minimal 20 persen di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Dalam hal ini, pencalonan calon gubernur dan wakil gubernur Sumsel setidaknya diusung oleh partai dengan jumlah minimal 15 dari total 75 kursi yang ada di DPRD Sumsel.
Ketiga kandidat yang akan bertarung di Pilkada Sumsel 2024 diketahui sudah memiliki perahu masing-masing.
Pasangan HDCU saat ini telah mendapat dukungan terbanyak dengan total gabungan ada 26 kursi yang berasal dari NasDem 10 kursi, Demokrat 8 kursi, PKS 7 kursi, dan Perindo 1 kursi.
Selanjutnya, Pasangan Matahati juga telah mencukupi persyaratan minimal dengan mengantongi 23 kursi di DPRD Sumsel, masing-masing dari Golkar 12 kursi dan Gerindra 11 kursi.
Kandidat terakhir yang saat ini masih harus berjuang adalah Hapal yang baru mendapat dukungan sebanyak 13 kursi. Dukungan tersebut diperoleh dari PKB 7 kursi dan PAN 6 kursi.
Artinya, pasangan Hapal masih harus memutar otak untuk memenuhi syarat agar bisa bertarung melawan HDCU dan Matahati di Pilkada Sumsel 2024.
Menurut pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri), M Husni Tamrin memprediksi Hapal berkemungkinan besar akan ikut berkontestasi pada Pilkada Sumsel.
Hal ini, sebut Husni, berdasarkan pada upaya keduanya yang terus melakukan lobi-lobi politik, sehingga partai yang memiliki kursi di DPRD bisa tertarik untuk mengusung pasangan tersebut.
“Sekarang kan pasangan Hapal tinggal dua kursi lagi, sehingga saya pikir nanti bisa dapat kemungkinan,” katanya.
Salah satu harapan agar pasangan Hapal bisa maju ke Pilkada Sumsel adalah dengan meminang PDIP. Partai yang memiliki jumlah sebanyak 9 kursi di DPRD Sumsel tersebut belum mengumumkan siapa jagoannya di Pilkada Sumsel nanti.
Harapan tersebut bisa saja terwujud, sebab Heri Amalindo sendiri merupakan kader PDIP yang pernah memimpin Kabupaten PALI selama dua periode.
“Di sini kan PDIP belum tentukan pilihan, sedangkan Heri Amalindo kader PDIP. Jadi kemungkinan kecil PDIP mendorong yang bukan kader, tapi lebih pada kader. Kecuali Heri melakukan sesuatu yang tidak berkenan di pimpinan,” tutur Husni.
Dengan adanya tiga pasangan calon nanti, ia mengatakan semua kandidat memiliki peluang yang sama untuk menang.
Apalagi, menurut Husni, situasi politik di Sumsel masih sangat dinamis dan kerap mengalami perubahan yang signifikan. Para pasangan calon pun harus berjibaku mencari dukungan tetap agar memiliki basis yang kuat.
Sehingga ketika pemilihan nanti, pasangan dengan basis pemilih yang kuat bisa dipastikan mempunyai kesempatan menang yang lebih besar. (*)