Pilkada Serentak Nasional 2024 sudah sampai pada tahap akhir yaitu perhitungan suara yang digelar KPU Propinsi/Kabupaten/Kota belum lama ini. Dalam konteks politik sesuatu yang lumrah dalam event penting ini diwarnai oleh isu miring dan dugaan pelanggaran, serta biasanya ditujukan kepada pihak pemenang. Seperti politik uang, politisasi birokrasi dan sebagainya.
Bila disimak lebih jauh terdapat sebuah pertanyaan, adakah kontestan pilkada yang tidak melakukan tindakan yang dikategorikan politik uang ? Karena menurut peraturan perundangan yang berlaku secara jelas menyebutkan bahwa dalam masa kampanye pasangan calon, partai pengusung, termasuk tim sukses dilarang memberikan sesuatu baik berupa uang maupun barang termasuk janji kepada masyarakat pemilih.
Namun demikian, isu pelanggaran ini dapat ditindaklanjuti dan disalurkan melalui pengaduan kepada KPU Daerah atau Bawaslu, bahkan sangat memungkinkan setelah hasil perhitungan suara resmi dari KPU diumumkan dapat langsung menyampaikan pengaduan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam kondisi seperti ini, dari sisi yang berbeda terdapat hal yang menarik, yang bermakna pesan dan tindakan moral yang disampaikan Dadang Supriatna sebagai kandidat yang berpasangan dengan Ali Syakieb sebagai Bupati Terpilih hasil perhitungan Suara oleh KPU Kabupaten Bandung, di mana beliau akan berkunjung dan menemui Paslon Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan beserta partai pengusungnya untuk mengajak bersama-sama membangun Kabupaten Bandung ini lebih maju.
Rekonsiliasi bermakna merajut kembali sebuah persahabatan yang pernah terganggu untuk bersama menatap ke depan menuju tujuan yang lebih besar. Sehingga langkah kang DS ini perlu diapresiasi dan disambut baik.
Agenda politik pilkada yang digelar lima tahun sekali ini, diharapkan tidak menimbulkan ekses berkepanjangan yang sekiranya dapat mengganggu sinergitas dan kinerja pemerintahan.
Katanya "Vox Populi, Vox Dei" Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Meskipun peribahasa asing ini lebih bernuansa politis, semoga saja demikian adanya Wallohu A'lam.
Djamu Kertabudi, Pengamat Politik Pemerintahan dari Universitas Nurtanio Bandung.