KETIK, YOGYAKARTA – S (41) mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya penanganan oleh kepolisian dalam laporan kasus pencabulan dan penganiayaan yang menimpa anaknya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Gunung Kidul dan Polres Bantul sejak November 2024. Namun menurut pengakuannya belum ada tindakan yang signifikan dari pihak Kepolisian.
S yang tinggal di Bantul ini menyebutkan, anaknya yang bernama DDS (15) telah menjadi korban dugaan persetubuhan atau pencabulan terhadap anak yang terjadi di salah satu Losmen di wilayah Gunung Kidul. Serta dugaan penganiayaan yang terjadi di wilayah Bantul
Kasus pencabulan terhadap anak telah dilaporkan ke Polres Gunung Kidul tanggal 22 November 2024 lalu. Sementara kasus dugaan penganiayaan telah dilaporkan ke Polres Bantul tanggal 25 November 2024.
Beberapa hari lalu dirinya mendatangi Mapolda DIY dan memohon kepada Kapolda DIY untuk memberikan perhatian khusus atas kedua kasus ini. Serta memastikan bahwa anaknya mendapatkan keadilan dan kepastian hukum.
"Kami telah menunggu selama 6 bulan. Namun belum ada perkembangan yang signifikan dalam kasus ini. Kami memohon kepada pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti kasus ini dan memberikan keadilan kepada anak kami," kata ibu korban, Rabu, 21 Mei 2025.
Belakangan kasus ini telah menjadi perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas penanganan kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Terpisah, Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan meminta waktu untuk koordinasi dengan Polres setempat terkait penanganan kasus tersebut. Termasuk mengecek apakah surat yang dilayangkan ibu korban tersebut telah diterima oleh Itwasda Polda DIY. (*)
