KETIK, SURABAYA – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memastikan stok beras di gudang Bulog cukup untuk enam bulan ke depan. Kepastian ini setelah pria yang juga menjadi Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur ini meninjau langsung stok beras di Gudang Bulog Banjar Kemantren Buduran, Sidoarjo.
"Ada sekitar 135 ribu ton. Setelah kontrol di dua pasar, maka masyarakat tidak perlu khawatir. Kita sudah diskusi dan hitung bahwa jumlah tersebut InsyaAllah cukup hingga 6 bulan ke depan,” ungkap Pj Gubernur Adhy, Sabtu (17/2/2023).
Sebagai informasi, stok beras di Gudang Perum Bulog Kantor Wilayah Jatim sebanyak 60.477 ton. Sedangkan stok beras yang sedang dalam pengiriman sebesar 41.017 ton dan stok beras yang ada di pelabuhan sebesar 32.868 ton.
Sementara, secara keseluruhan, per tanggal 16 Februari 2024 saat ini stok beras yang tersebar di 40 gudang dan 13 cabang Bulog yang ada di Jatim secara rinci sebesar 134.363 ton.
Dalam peninjauan ini, Adhy turut mengecek beras dengan menggunakan alat tusuk beras secara acak di tumpukan beras yang ada.
“Beras ini kualitasnya bagus, saya coba ambil secara acak, dan insyaallah di sini sudah tidak ada beras CBP yang mengendon lama,” tandasnya.
Adhy melanjutkan, setiap harinya di gudang beras ini sangat tinggi distribusi (keluar masuknya). Sehingga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) juga tidak mengendon banyak dan lama.
“Informasi dari Bulog memang keluar masuknya beras sangat padat setiap harinya. Wajar saja jika stoknya tidak menimbun banyak,” ujar Adhy.
Kepada Bulog Jatim, Adhy berpesan untuk memastikan suplai beras di masyarakat mendekati atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Ini yang harus disesuaikan oleh Bulog serta harus tersuplai dengan baik. Baik di kios TPID, Pasar Tradisional hingga retail dan pasar modern. Harapannya kalau stoknya banyak bisa mempengaruhi pasar bahwa harganya tidak tinggi,” jelasnya.
Menjelang bulan ramadhan, Adhy mengungkapkan bahwa Jatim mendapat keuntungan dengan pergeseran bulan ramadhan yang bertepatan pula dengan masa panen raya yakni di Maret dan puncaknya pada April.
“Pasti stok berlimpah dari petani hingga pasar. Mestinya harga akan stabil meskipun ada kenaikan karena stoknya melimpah,” ungkap Adhy.
“Maka ini penting bagaimana mata rantai distribusi harus dikawal dan dipastikan agar tidak ada lonjakan tajam dari harga beras. Karena meskipun harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp. 7.410/kg, namun harga beras di Jatim baik medium dan premium terendah se Pulau Jawa,” tambahnya menjelaskan.
Untuk diketahui, saat ini harga beras premium di Jatim yakni Rp. 15.430/kg dengan HET Rp. 13.900 dan untuk beras medium Rp. 12.980/kg sengan HET Rp. 10.900/kg. Yang mana, harga ini merupakan terendah se Pulau Jawa.
“Ini menunjukan bahwa pengendalian dan kerja pemerintah berjalan dengan baik. Juga diiringi dengan kolaborasi dan sinergi yang baik antara pemerintah Provinsi hingga Kab/kota. Apresiasi untuk Kabupaten Sidoarjo yang cepat tanggap dalam merespon tiap lonjakan harga dengan operasi pasar murah,” tandasnya.
Di akhir kunjungannya, Adhy juga menyempatkan diri meninjau tempat pengolahan beras atau Rice To Rice (RTR) milik Bulog. Di tempat ini tampak tumpukan beras siap distribusi dengan kemasan 5 kg baik premium dan medium. Rencanyanya stok tersebut akan didistribusikan ke toko retail dan pasar modern. (*)