Akhirnya, Bupati Gus Muhdlor Setujui Permintaan Komite Sekolah untuk Merelokasi SMPN 2 Tanggulangin

Editor: Fathur Roziq

18 Februari 2024 11:01 18 Feb 2024 11:01

Thumbnail Akhirnya, Bupati Gus Muhdlor Setujui Permintaan Komite Sekolah untuk Merelokasi SMPN 2 Tanggulangin Watermark Ketik
Halaman SMPN 2 Tanggulangin kebanjiran setelah Desa Kedungbanteng dilanda hujan deras pada 16 Januari lalu. Sekolah itu akan direlokasi ke tempat yang lebih aman dari banjir. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Lantai kelas sudah ditinggikan. Begitu pula halaman sekolah dipaving agar tidak rendah lagi. Bahkan, pompa air juga telah siap menyedot genangan air jika sewaktu-waktu terjadi banjir. Namun, SMP Negeri 2 Tanggulangin di Desa Kedungbanteng masih saja kebanjiran setiap musim hujan.  Bertubi-tubi, berhari-hari.

Pemkab Sidoarjo memutuskan, solusi terbaik untuk sekolah tersebut adalah relokasi. Untuk jangka panjang, para murid dan guru SMPN 2 Tanggulangin bisa melakukan proses belajar-mengajar dengan tenang. Tidak kebanjiran lagi.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) mengatakan, berbagai cara sudah ditempuh Pemkab Sidoarjo untuk mengatasi banjir di SMPN 2 Tanggulangin. Namun, hasilnya belum maksimal. Banjir tidak kunjung teratasi setiap tahun.

”Sehingga kami segera relokasi sekolah ini dalam waktu dekat,” kata Gus Muhdlor di sela-sela meninjau lokasi banjir di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, pada Sabtu malam (17/2/2024).

Langkah relokasi tersebut, lanjut Gus Muhdlor, akan dibicarakan secara serius dengan berbagai pihak. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Camat Tanggulangin, sivitas sekolah, dan pihak komite sekolah. Misalnya, soal tempat baru yang tepat di mana.

Lokasi mana yang dinilai paling memungkinkan? Gus Muhlor menyebut, kemungkinan lokasinya mewakili wilayah Kecamatan Tanggulangin sisi timur. Tempatnya berada di dataran yang lebih tinggi.

”Yang jelas, tempatnya yang bukan langganan banjir seperti saat ini,” tambah Gus Muhdlor.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo Dr Tirto Adi mengatakan, keputusan relokasi SMPN 2 Tanggulangin akan menjadi kebijakan jangka panjang. Dalam proses relokasi sekolah, seluruh pihak terkait akan melakukan kajian berupa studi kelayakan atau feasibility study (FS).

Pengkajian ini meliputi tempatnya di mana, sumber daya manusia (SDM) bagaimana, dan sebagainya. Relokasi sekolah tetap harus bisa menjangkau tiga hingga lima desa yang masyarakatnya membutuhkan layanan pendidikan.

"Upaya ini harus dipikirkan baik-baik untuk meng-cover pemerataan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo,” ungkap Dr Tirto.

Namun, lanjut dia, solusi jangka pendek yang tengah ditempuh Pemkab Sidoarjo adalah peninggian ruang kelas. Sebab, ada enam ruang kelas yang masih tergenang. Untuk murid-murid, diberikan sepatu karet agar mereka tetap bisa belajar. Jumlahnya seribu pasang.

 

Foto Salah satu koridor gedung SMP Negeri 2 Tanggulangin saat kebanjiran pada 17 Januari lalu. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Salah satu koridor gedung SMP Negeri 2 Tanggulangin saat kebanjiran pada 17 Januari lalu. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Banjir melanda SMPN 2 Tanggulangin. Ini sudah bertahun-tahun terjadi. Pada Rabu, 17 Januari 2024 lalu, ramai di media sosial kabar tentang murid-murid SMPN 2 Tangulangin yang menguras air di kelas. Pagi itu mereka seharusnya duduk tenang. Riang gembira bersama bapak dan ibu guru.

Tapi, yang terjadi, anak-anak itu harus sibuk melakukan evakuasi. Mengangkat bangku-bangku. Menumpuknya di depan kelas. Memasang penghalang di depan pintu. Agar air tidak semakin tinggi. Mereka juga membersihkan lumpur yang masuk ke kelas.

Setelah itu, barulah mereka mengungsi. Pindah ke laboratorium komputer dan keterampilan. Belajar di sana. Ada enam kelas yang sering kebanjiran. Jadi, laboratorium pun tak cukup menampung anak-anak.

”Banjir di SMPN 2 Tanggulangin ini terjadi setiap musim hujan. Sudah 5 tahun terakhir,” ungkap Slamet Urip, ketua Komite Sekolah SMPN 2 Tanggulangin.

Akibat genangan air di kelas dan area sekolah itu, lanjut Slamet, pembelajaran tidak bisa berjalan maksimal. Apalagi, genangan air tidak segera surut. Berhari-hari menggenang. Komite sekolah sudah berunding.

Hasilnya, para wali siswa telah mengajukan secara resmi permohonan relokasi SMPN 2 Tanggulangin. Surat disampaikan Maret 2023 lalu. Surat dikirim dari tingkat desa hingga ke pucuk pemerintahan di Kabupaten Sidoarjo.

Dari kepala SMPN 2 Tanggulangin, para desa (Kades) terdekat di wilayah Kecamatan Tanggulangin, kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sidoarjo, kepala dinas Perkim Cipta Karya dan Tata Ruang Sidoarjo, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo.

”Surat tersebut juga kami tembuskan ke Bupati Sidoarjo dan ketua DPRD Sidoarjo,” tambah Slamet.

Surat itu berisi permintaan agar gedung SMPN 2 Tanggulangin direlokasi ke tempat yang lebih aman dan dan strategis di wilayah Tanggulangin. Selain itu, diberlakukan zona khusus terdampak banjir untuk anak-anak warga Desa Kedungbanteng, Banjarasri, Banjarpanji, Kalidawir, dan sekitarnya. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Gus Muhrlor Banjir Tanggulangin Pemkab Sidoarjo Disdikbud Sidoarjo SMPN 2 Tanggulangin Banjir Kedungbanteng Dr Tirto Adi