Akibat Banjir Bandang, 740,7 Hektare Persawahan di Situbondo Terancam Gagal Panen

Jurnalis: Heru Hartanto
Editor: Mustopa

7 Februari 2025 17:05 7 Feb 2025 17:05

Thumbnail Akibat Banjir Bandang, 740,7 Hektare Persawahan di Situbondo Terancam Gagal Panen Watermark Ketik
Suprapto Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Fraksi PKB, Jumat 07/02/2025 (Foto : Heru Hartanto / ketik.co.id)

KETIK, SITUBONDO – Sebanyak 740,7 hektare (ha) lahan persawahan di Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Panarukan, Kendit, Panji dan Kapongan, Kabupaten Situbondo terendam banjir dan terancam gagal panen atau puso, Jumat, 7 Februari 2025.

Suprapto, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Fraksi PKB mengatakan, data sementara sebanyak 740,7 hektare lahan persawahan petani di 9 Kecamatan tergenang banjir dan terancam gagal panen.

“Padi yang mengalami puso biasanya terendam banjir hingga tiga hari berturut-turut. Sehingga hasil panen sulit untuk bisa diselamatkan," jelas Suprapto.

"Ratusan hektare sawah petani yang tergenang banjir tersebut berada di wilayah Kecamatan Banyuglugur sebanyak 19 ha, Besuki sebanyak 31,7 ha, Suboh 1 ha, Mlandingan sebanyak 75 ha, Bungatan sebanyak 121,5 ha, Panarukan, 202 ha, Kendit sebanyak 276 ha, Panji 13 ha dan Kapongan sebanyak 1,5 ha,” sambungnya.

Lebih lanjut, Suprapto mengatakan, atas musibah banjir yang merendam ratusan hektare sawah milik masyarakat petani di 9 kecamatan dan terancam gagal panen tersebut, harus dipikirkan bersama

“Saya ikut prihatin melihat kondisi lahan pertanian yang terendam banjir dan terisi lumpur, batang kayu maupun bonggol dan carang bambu,” kata Suprapto.

Lahan persawahan yang terdampak banjir tersebut, sambung Suprapto, merupakan lahan persawahan yang siap panen dan sudah menelan biaya perawatan dan pemupukan jutaan rupiah. “Sekali lagi, saya turut prihatin atas hal ini,” ujarnya.

Suprapto meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo yang baru nanti untuk memperhatikan insfrastruktur pembangunan pertanian dan membuat atau memperbaiki tanggul-tanggul yang jebol tersebut.

“Harapan kami dari Komisi II DPRD Situbondo, pemerintah daerah segera memperbaiki tanggul-tanggul jebol dengan bronjong atau plengsengan,” kata Suprapto.

Apabila tanggul-tanggul yang jebol tidak segera diperbaiki, sambung Suprapto, maka dikhawatirkan lahan-lahan pertanian akan terus menjadi sasaran banjir dan program ketahanan pangan pemerintah pusat tidak bisa terlaksana sebagaimana mestinya.

“Jika banjir setiap tahun merendam lahan persawahan petani Situbondo, maka saya yakin surplus ketahanan pangan tidak akan terwujud di Kabupaten Situbondo,” pungkas Suprapto.(*)        

Tombol Google News

Tags:

akibat Banjir Bandang 740 hektare persawahan Di Situbondo terancam Gagal Panen