Dalam Pilkada Sidoarjo 2024, PKB Sidoarjo tetaplah ibarat ”supercar” bagi para kandidat. Seperti kendaraan mewah impian. Banyak calon kepala daerah (cakada) yang bermimpi berangkat dengan ”supercar” berwarna hijau ini. Mereka berebut tiket.
Mengapa?
Pertama, PKB Sidoarjo bisa mengusung sendiri calon bupati dan calon wakil bupati. Perolehan 15 kursi di Parlemen Kota Delta cukup untuk bertarung sebagai single fighter party. Batas minimalnya 10 kursi.
Kedua, PKB Sidoarjo terbukti belum pernah terkalahkan. Sejak Pilkada 2000, saat bupati dipilih DPRD, PKB Sidoarjo mampu menang. Berikutnya pada Pilkada Sidoarjo 2005, 2010, 2015, dan 2020, PKB Sidoarjo juga selalu menjadi jawara. Kuat tak tertandingi.
Ketiga, aspek demografis, sosiologis, maupun struktur politis masyarakat pemilih Sidoarjo belum berubah signifikan dari waktu ke waktu. Memang, ada yang menebar isu negatif tentang tiga mantan bupati dari PKB Sidoarjo. Tapi, itu belum cukup ampuh mengubah apa-apa. Minimal sampai saat ini.
Bagaimana dengan Pilkada 2024? PKB Sidoarjo sebenarnya telah kehilangan calon terkuat. Dia adalah Bupati Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor). Bupati muda yang sangat visioner. Punya daya akselerasi belajar di atas rata-rata. Irama kerjanya pun luar biasa. Kalau saja tidak terjadi tragedi, Gus Muhdlor-lah tokoh yang paling berpeluang memenangi Pilkada Sidoarjo 2024 ini.
Sayang, takdir berbicara berbeda. Tinta yang mestinya biru justru mencatat lagi torehan merah sejarah. Kabupaten Sidoarjo kehilangan salah satu tokoh muda terbaiknya. Sekarang beliau terus berjuang hingga titik terakhir pembuktian. Melawan KPK.
Sementara itu, the show must go on. Pemerintahan harus terus berjalan. Kabupaten Sidoarjo punya masa depan yang wajib terus diperjuangkan. Program-program terbaik dilanjutkan. Infrastruktur jalan, kesehatan, wajah kota, dan sebagainya.
Kepemimpinan Gus Muhdlor dilanjutkan oleh Wakil Bupati H Subandi. Program yang bermasalah dikoreksi. Dana Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (Kurma), Bedah Warung, penataan birokrasi, dan sebagainya. Plt Bupati H Subandi SH MKn memimpin orkestrasi itu menuju perbaikan-perbaikan. Dan, tentu saja, raihan-raihan baru di sisa masa jabatan duet Gus Muhdlor-Subandi (2020—2025).
Ketua DPC PKB Sidoarjo Subandi juga bertekad melanjutkan kepemimpinannya dengan maju sebagai bakal calon bupati. Pilkada 2024 bakal menjadi palagan barunya pada 27 November 2024 mendatang. Sebagai calon petahana.
Namun, para pesaing Subandi bukanlah orang baru. Mereka sudah punya reputasi. Ada Ketua DPRD Sidoarjo H Usman. Ada pula anggota DPRD Jatim Achmad Amir Aslichin (putra H Saiful Ilah). Pengusaha dan tokoh PAN H Sugiono Abdi Salam juga ikut maju. Politikus Fandi Utomo pun siap ambil bagian. Termasuk, pengusaha muda M. Shofi.
Jumat, 14 Juni 2024 ini, enam bacakada tersebut menjalani uji kompetensi dan kepatutan (fit and proper test) di DPP PKB di Jakarta. Hampir semuanya bukan tokoh kaleng-kaleng. H Subandi memang selalu peringkat tertinggi di survei-survei. Dia petahana terkuat dalam Pilkada Sidoarjo 2024 ini.
Namun, Subandi tidak boleh meremehkan calon lain. Sebab, hasil survei Amir Aslichin (Mas Iin) selalu mengikuti. H Usman juga sudah teruji. Fandi Utomo tetap punya kans. H Sugiono pendatang baru dalam perhelatan pilkada. Namun, dia bukan nama baru dalam percaturan politik dan usaha di Kota Delta. Adapun M. Shofi adalah sekretaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sidoarjo.
Jadi, fit and proper test bacakada di DPP PKB ini bukanlah sebuah acara adu nasib. Seperti para pencari kerja urban yang datang ke kota dengan tanpa bekal apa-apa. Atau, adu keberuntungan seperti orang sedang bermain judi slot atau lainnya.
Benar kata Ketua Desk Pilkada Sidoarjo Abdillah Nasih. UKK di DPP PKB ini akan menguji kapabilitas, loyalitas, dan kerja-kerja elektoral para bacakada. Enam pendaftar bacakada di PKB Sidoarjo itu harus menunjukkan segala kemampuanya.
Fit and proper test bertujuan memilih yang terbaik di antara para calon yang baik. Praktisi politik punya idiom khas untuk menggambarkan itu. Calon-calon bupati harus mampu menunjukkan popularitas, akseptabilitas, elektabilitas, sekaligus isitas. Kalau cuma adu nasib dan keberuntungan, mundur saja wirr!
Ini bocoran materi UKK yang konon paling dipelototi partai. Apa itu? Strategi pemenangan calon bupati. Mereka harus merancang dengan detail. Step by step. Taktis.
Misalnya, bagaimana penguasaan peta pemilih di daerahnya. Bagaimana menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya. Potensi para pesaing dari partai pengusung lain. Seberapa peluang kemenangan dalam Pilkada Sidoarjo 2024 ini. Berdasar hasil survei-survei awal dan survei on progress. Baik survei internal maupun eksternal.
Penyusunan struktur tim kampanye tidak kalah penting. Siapa saja yang direkrut. Di lapis mana masing-masing harus bekerja. Kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan. Segmen-segmen pemilih juga perlu ditangani tim yang tepat.
Seorang cakada Pilkada Sidoarjo juga harus membuktikan kemampuan komunikasinya dengan media massa. Eksistensi di media sosial. Political branding dan political marketing harus tepat, efektif, dan punya outcome jelas. Di sisi ini, boleh dikata Subandi punya keuntungan. Posisinya sedang advance. Start lebih di depan.
Strategi kampanye pasti juga berkaitan langsung dengan program kegiatan bacakada. Bidang-bidang kegiatan prioritas apa yang disukai pemilih. Peralatan peraga kampanye beserta pemetaan dan distribusinya.
Yang tidak kalah penting ialah bagaimana menggaet hati pemilih. Itulah yang akan memenangkannya dalam perhelatan Pilkada Sidoarjo 2024. Semua strategi itu harus dirumuskan. Detail. Tahap demi tahap. Terukur. Efektif. Goal harus tercapai.
Jadi, ini sudah pasti! Calon yang cuma adu nasib atau untung-untungan akan tergilas. Terlindas. Sekalipun calon itu, mungkin, punya ”isitas” yang tumpah-tumpah.
Jangan lupa. Pilkada berbeda dengan Pileg. Pemilih pilkada cenderung melihat figur dan sosok calon. Di sini, ”isitas” memang penting. Namun, uang bukanlah segala-segalanya.
Bukankah sudah ada contoh calon kepala daerah yang teperdaya. Tim suksesnya benar-benar sukses, tapi calon bupatinya justru keok. Saat tim sukses berpesta pora, calon kepala daerah malah berduka cita.
*Fathur Roziq, Kepala Biro dan Jurnalis Ketik.co.id di Sidoarjo
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
Panjang naskah maksimal 800 kata
Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
Hak muat redaksi.(*)