KETIK, RAJA AMPAT – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, masyarakat di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat terpantau antusias berbelanja untuk memenuhi kebutuhan saat hari lebaran. Hal ini dapat dilihat dari kunjungan masyarakat di Pasar, toko dan sejumlah swalayan di Kota Waisai yang relatif padat jelang lebaran.
Hari Raya kali ini tampaknya berbeda dengan biasanya. Menjelang hari lebaran dan Hari Raya Natal, Pemkab Raja Ampat biasanya menggelar Pasar Murah. Upaya ini dilakukan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya saat hari raya.
Namun pada kali ini, Pemkab. Raja Ampat tidak lagi menggelar Pasar Murah tersebut. Kendati demikian, masyarakat tetap berbelanja untuk memenuhi kebutuhan saat menjelang hari raya, walaupun tanpa pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Raja Ampat.
Tidak digelarnya Pasar Murah oleh pemkab kali ini nampaknya tak luput dari sorotan masyarakat. Masyarakat mulai bertanya-tanya, kenapa Pemerintah Daerah tak lagi menggelar Pasar Murah kepada masyarakat, seraya membandingkan dengan Kabupaten/Kota lainya di Papua Barat Daya, yang membantu masyarakatnya dengan menggelar 'Pasar Murah'.
"Kenapa Pemerintah Daerah Raja Ampat tidak lagi menggelar Pasar Murah tidak seperti Kota Sorong. Di Sorong, Pemkot sangat intens menggelar Sembako Murah dan lainnya untuk membantu masyarakat yang ekonominya lemah, terlebih lagi masyarakat yang saat ini mau laksanakan perayaan Hari Raya Idul Fitri," ujar salah satu warga Kota Waisai yang namanya enggan namanya diberitakan pada Kamis 27 Maret 2025.
Ia bahkan menyayangkan sikap Pemerintah Daerah khusunya Disperindag Raja Ampat yang saat ini tak lagi menyelenggarakan Pasar Murah. Kata dia, pasar murah tersebut sangat penting digelar sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap masyarakat di Raja Ampat. Dia juga merasa miris, jika kegiatan yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat ekonomi lemah cenderung diabaikan.
"Saya merasa miris sekali, Pasar Murah yang kita nilai bisa membantu masyarakat, terutama masyarakat ekonomi lemah di Raja Ampat untuk kebutuhan jelang lebaran ini justru diabaikan," ujarnya.
Jika persoalannya ada pada anggaran, Pemerintah Daerah bisa mengambil kebijakan sehingga masyarakat Raja Ampat bisa terbantukan untuk memenuhi kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal pada Desember mendatang," tandasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Raja Ampat, Syamsudin Nimanuho, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Kamis 27 Maret 2025, namun belum bisa terhubung karena nomor kontak yang bersangkutan belum aktif. Namun, upaya konfirmasi masih tetap dilakukan. (*)