Bersama Mantan Menteri Agama RI, Unisma Cari Makna Berpuasa di Bulan Ramadhan

21 Maret 2025 14:35 21 Mar 2025 14:35

Thumbnail Bersama Mantan Menteri Agama RI, Unisma Cari Makna Berpuasa di Bulan Ramadhan Watermark Ketik
Prof Said Agil saat memberikan materi di Unisma tentang makna puasa di bulan Ramadhan. (Foto: Humas Unisma)

KETIK, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) menghadrikan mantan Menteri Agama (Menag) ke-21 RI, Prof Said Agil Husin pada Kamis 21 Maret 2025 kemarin. Kegiatan tersebut sebagai momen peringatan Nuzulul Quran dan mencari makna berpuasa di bulan Ramadhan.

Prof Junaidi selaku Rektor Unsime menjelaskan Prof Said memiliki jasa yang sangat besar bagi pendirian dan perkembangan program studi Pascasarjana. Sebelum diangkat sebagai Menag di kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Prof Agil sempat mengajar di Unisma.

"Beliau menengok rumah lama karena sangat berjasa pada proses pendirian dan pengembangan Program Pascasarjana, beliau mengajar di sini. Setelah diangkat sebagai Menteri di era Bu Mega, alhamdulillah bisa hadir kembali," ujar Prof Junaidi.

Prof Said menjelaskan di dalam Al-Quran, puasa disebut sebanyak 13 kali dalam 11 dari 6.236 ayat. Namun dari 11 ayat tersebut hanya 4 ayat dalam Surat Al-Baqarah saja yang menjelaskan terkait puasa di bulan suci Ramadhan.

"Tidak semua kata-kata puasa disebut salam Al-Quran memberikan makna tentang puasa di bulan suci Ramadhan. Hanya ada 4 ayat saja di dalam surah Al-Baqarah," jelasnya.

Kendati hanya 4 ayat saja namun memberikan makna yang sangat luar biasa. Di antara surat-surat tersebut Allah sebagai pencipta alam semesta memberikan panggilan kehormatan yang menunjukkan kedekatan terhadap manusia.

"Panggilan keakraban itu terjadi antara yang memberikan perintah dan yang akan menerima perintah (untuk berpuasa). Syaratnya adalah iman, karena Allah memanggil kita dengan panggilan keakraban," terangnya.

Bahkan Allah tidak mewajibkan seluruh umat Islam untuk berpuasa, hal tersebut berlaku bagi orang yang sakit dan sedang dalam perjalanan jauh. Hal tersebut untuk menunjukkan bahwa Islam bukanlah agama yang menyusahkan dan senantiasa memberikan kemudahan.

"Puasa tidak diwajibkan kepada orang yang sakit dan dalam perjalanan. Boleh menggantinya pada hari yang lain. Itu membuktikan Islam adalah agama yang senantiasa memberikan keringanan, tidak pernah menyulitkan," tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Said Agil Husin UNISMA Universitas Islam Malang Nuzulul Quran Puasa Ramadhan ramadhan Makna Puasa