Bagi sebagian orang yang belum berhasil lolos SNBP, mungkin pernah berpikir, “Mending gap year dulu atau ambil swasta ya?” atau “Mending pindah jurusan atau langsung kerja aja ya?” Banyak hal yang harus dipertimbangkan mengenai hal tersebut. Di sini, saya akan berbagi informasi dan pengalaman dalam menyikapi hal tersebut.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah mindset Anda yang mungkin masih berpikir bahwa masuk ke perguruan tinggi negeri akan membuat Anda semakin pintar atau lebih dipermudah dalam mencari pekerjaan. Di sini yang harus kita garis bawahi yaitu pendidikan dapat Anda dapatkan dari mana saja dan kapan saja.
Semua universitas di Indonesia itu baik dan setara. Bagus atau tidaknya sebuah pendidikan itu ditentukan oleh Anda sendiri. Apakah Anda memiliki niat dan tekad yang tinggi dalam mendalami sebuah ilmu pengetahuan? Karena sekalipun Anda mengenyam pendidikan di universitas ternama, jika tidak serius dalam melakukannya, maka berharap skill dan pengetahuan Anda akan meningkat.
Kedua, ilmu pengetahuan bukan hanya ada dalam ruang kelas. Di luar kelas pun Anda masih bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Saya memiliki prinsip bahwa 30 persen di universitas saya gunakan untuk belajar di dalam kelas, sisanya, 70 persen saya gunakan untuk mencari relasi atau belajar di luar kelas, bisa melalui organisasi mahasiswa atau yang lainnya.
Kenapa begitu? Karena bagi saya, belajar di luar kelas lebih mudah untuk saya terima dan cerna. Karena kebanyakan ilmu tersebut langsung kita praktekkan, bukan hanya sekedar teori belaka. Maka dari itu saya berpendapat bahwa kita harus pintar dalam mencari relasi terutama dalam lingkungan kampus.
Selanjutnya, tanyakan kepada diri Anda sendiri, Anda ingin menempuh perguruan tinggi untuk apa? Apakah sekedar ingin mendapatkan gelar atau memang ingin menambah wawasan? Caranya adalah dengan melihat diri Anda saat masih sekolah. Apakah Anda orang yang rajin, atau apakah Anda adalah orang yang masih suka bermalas-malasan saat jam pelajaran berlangsung?
Jika Anda termasuk orang yang sering malas dalam belajar di sekolah, coba Anda mengikuti kursus yang sesuai dengan passion Anda. Karena mungkin penyebab Anda malas dalam belajar adalah karena pelajaran yang Anda dapatkan tidak sesuai dengan diri atau kemampuan Anda.
Jika Anda memang ingin menempuh pendidikan tinggi, ambil jurusan kuliah yang sesuai dengan Anda. Jika Anda gagal masuk jurusan yang Anda pilih, coba pilih jurusan lain yang hampir mirip dengan jurusan pertama.
Sebagai contoh, saya dulu ingin mengambil jurusan DKV di PTN namun gagal. Dan saya tidak bisa mengambil jurusan yang sama di kampus swasta karena terkendala biaya dan juga persaingan. Jadi saya putuskan untuk berganti jurusan ke Ilmu Komunikasi. Mengapa Ilmu Komunikasi? Karena DKV dan Ilkom memiliki beberapa persamaan.
Kedua jurusan ini sama-sama mempelajari komunikasi, meskipun dari sudut pandang yang berbeda. DKV fokus pada komunikasi visual melalui desain grafis, sementara Ilmu Komunikasi fokus pada komunikasi verbal dan non-verbal, termasuk public speaking, media massa, dan strategi komunikasi. Maka dari itu, saya putuskan untuk mengambil Ilmu Komunikasi dan masuk ke Fikom Unitomo.
Jika Anda ingin gap year atau berhenti setahun dan melanjutkan kuliah di tahun selanjutnya, dan yakin masih bisa lolos di seleksi selanjutnya, silakan gap year sambil belajar dan bersiap untuk SNBP selanjutnya. Jika Anda ingin masuk melalui jalur mandiri PTN, pastikan Anda juga belajar untuk persiapan tesnya karena jalur mandiri pun belum pasti Anda akan diterima.
Namun jika Anda sudah yakin memilih kampus swasta dan yakin dengan jurusan kuliah yang Anda pilih, saya sarankan untuk memilih kampus swasta. Karena pada intinya semua kampus itu sama dan semua bergantung pada niat dan usaha kalian dalam mengenyam pendidikan.
Terakhir, jika kalian sebelumnya punya banyak prestasi di sekolah atau di luar sekolah, jangan lupa ajukan beasiswa untuk diri Anda. Karena nantinya akan meringankan biaya pengeluaran Anda selama berkuliah.
*) Ahmad Ainun Nafi’ merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)