KETIK, JAKARTA – Pemberantasan korupsi merupakan isu yang tengah hangat di Indonesia saat ini. Korupsi yang sudah merajalela semakin menggerogoti perekonomian di Indonesia. Berangkat dari hal tersebut BRI terus memperkuat komitmennya dalam memerangi korupsi di Indonesia.
Melalui talkshow bertajuk "Empowering Business Through Ethical and Compliance Practices", BRI mengedukasi pentingnya penguatan pengetahuan pekerja mengenai bahaya dan dampak korupsi terhadap perusahaan.
Acara ini digelar bertepatan dengan momentum Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Auditorium Brilian Center, Jakarta, Sabtu 11 Januari 2025 lalu.
Menghadirkan lebih dari 300 pekerja BRI sebagai peserta, BRI tidak hanya berfokus pada pencapaian kinerja keuangan, tetapi juga pada pembentukan budaya kerja yang berlandaskan integritas.
"Kami terus memperkuat sinergi dengan seluruh pihak, termasuk regulator dan pemangku kepentingan lainnya, untuk memerangi segala bentuk korupsi," ujar Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto, dalam keterangan tertulis, Senin 13 Januari 2025.
Pada tahun 2024, BRI turut berpartisipasi dalam Survey Penilaian Integritas (SPI) dan Penyuluh Anti Korupsi (PAKSI) yang diselenggarakan oleh KPK RI.
Langkah ini mencerminkan keseriusan BRI dalam membangun budaya bisnis yang beretika melalui proses kerja yang terstandarisasi dan inovatif.
Tidak hanya itu, BRI juga melibatkan seluruh stakeholder termasuk nasabah, vendor, masyarakat, pekerja dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama memerangi segala bentuk tindakan korupsi, terutama yang berkaitan dengan kegiatan bisnis BRI.
"BRI berharap dapat terus berkontribusi dalam menciptakan ekosistem bisnis yang berintegritas dan sesuai praktik Good Corporate Governance,” tambahnya.
Industri perbankan yang semakin dinamis menuntut BRI untuk tumbuh secara agile dan inovatif dalam menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
"Komitmen ini secara konsisten digaungkan oleh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris melalui berbagai platform komunikasi, baik di media massa maupun media sosial," pungkasnya.(*)