KETIK, CILEGON – Belakangan ini, Kota Cilegon dibikin geger. Ini dikarenakan listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon dicabut oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Dicabutnya listrik di Masjid Agung Cilegon diduga karena pihak Masjid Agung belum membayar listrik selama tiga bulan. Atas hal tersebut, sejumlah pengurus Himpunan Pengurus Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Cilegon mendatangi Kantor PLN ULP Cilegon.
"Kedatangan kami ke ke sini adalah untuk bertabayun meminta penjelasan kepada pihak PLN agar tidak terjadi fitnah," kata Tatang Tarmizi dalam audiensi tersebut, ketika ketik.co.id memantau audiensi di kantor PLN, Kamis, 30 Januari 2025.
Tatang memaparkan, yang membuat geger Cilegon ini adalah karena listrik Masjid Agung dicabut. Sedangkan Masjid Agung adalah tempat ibadah. Tidak hanya tempat ibadah, kadang juga buat istirahat sejenak melepas lelah.
"Sedangkan soal masjid ini buat warga Cilegon itu sensitif. Jadi wajar kalau banyak yang emosi dan terpengaruh. Apalagi Masjid Agung ini salah satu icon Kota Cilegon," ujar Tatang.
Sementara, Ketua HIPPI Kota Cilegon yang baru akan dilantik bulan Februari mendatang M Zia Ulhaq mengatakan, kedatangannya ke kantor PLN untuk bertabayun. Supaya hal ini tidak menjadi liar kemana-mana," kata Zia.
Menurut Zia, setelah pihaknya beraudiensi,akhirnya pihaknya bisa mengetahui bagaimana yang sebenarnya terjadi dan tidak seperti yang disampaikan di berbagai media.
"Ya ternyata pihak PLN tidak asal mencabut. Berdasarkan audiensi tadi, sebelum ada pencabutan, sudah diberikan toleransi," ujar Zia.
Meski demikian, Zia berharap, hal yang sama tidak terulang lagi seperti yang sudah terjadi kemarin.
Sementara, Manajer PLN ULP Cilegon Dwi Inggih menjelaskan, terkait pencabutan listrik itu terjadi tidak sebagaimana yang diberitakan media.
"Ini yang belum dibayarkan cuma 1 bulan. Bulan ini saja. Cuma,sebelum dicabut, kita ada toleransi dulu. Kita datangi pengurus Masjid Agung. Tapi belum ada kepastian kapan akan membayarnya," jelasnya.
Lebih lanjut kata dia, akhirnya kata belum ada kejelasan, mungkin para petugas yang di bawah langsung melakukan pencabutan.
"Jadi saya mohon maaf atas peristiwa ini. Karena pencabutan listrik bukan tanpa proses. Insya Allah ini jadi evaluasi kami agar tidak gegabah dalam memberikan pelayanan," tandasnya. (*)