KETIK, SITUBONDO – HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Cicit Pangeran Kanduruhan Raja Sumenep selama dua puluh lima tahun menyusun gagasan, selama dua puluh lima tahun menata konsep dan selama dua puluh lima tahun menyiapkan strategi penataan bumi untuk kemanusian, Selasa 11 Februari 2025.
“Di darat, terutama di Tanah Jawa, tambang sudah mulai menggurita, ada 1500 Tambang di Tanah Jawa. Di Laut, terutama di hampar Laut 121.000 Ha Gugusan Teluk Kangean, Budidaya Perikanan sudah mulai menggelora dan 38 Teluk ditawarkan untuk menyewa laut dari Negara,” jelas HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy alias Kanjeng Pangeran Krendo Panulahar dan atau Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara.
Lebih lanjut Haji Lilur, panggilan akrab HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy mengatakan, pada tahun 2025 ini, termasuk akan mulai bekerja menambang di daratan dan berbudidaya di lautan “Sejak 25 tahun silam saya sudah menyiapkan Satu Induk Perusahaan yang mencakup seluruh Usaha di Daratan dan di Lautan yakni Induk Perusahaan Surya Bumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusantara dan Sabhumi Barat Basra,” tuturnya.
Induk Perusahaan Sabhumi Barat Basra ini, sambung Haji Lilur, disiapkan menjadi Induk Utama dari 17 Induk Perusahaan yang membawahi ratusan Perusahaan Pertambangan dan Budidaya dinataranya Bandar Indonesia Grup, Astra Nawa Grup, ANTARA Grup, Astra Nawa Nusantara Grup, Bandar Swarna Dwipa Grup, Trisula Matahari Bumi Grup, Raja Kebun Indonesia Grup, Raja Telur Indonesia Grup, Petani Indonesia Raya Grup, Raja Peternak Sapi Indonesia Grup, Bandar Kambing Indonesia Grup dan Bandar Ayam Indonesia Grup.
Selanjutnya, kata Haji Lilur, Bandar Laut Dunia Grup. Global “LOKETARU” Nusantara Grup, Bandar Kerapu Nusantara Grup, Bandar Teripang Nusantara Grup, Bandar Rumput Laut Nusantara Grup dan Raja Samudera Dunia Grup. “Dari 17 Induk Perusahaan di atas memiliki Puluhan dan ratusan Anak Perusahaan. Ada yang beranak 7, ada yang beranak 150, ada yang beranak 250 dan ada yangg beranak 50. Dari 17 Induk Perusahaan di atas semuanya beranak banyak,” jelas Pengusaha Muda Asal Kabupaten Situbondo ini.
Dari 17 Induk Perusahaan tersebut, Rangkum dalam Satu Induk Usaha yakni Surya Bhumi Bandar Darat Bandar Samudera Nusatara. “Dua Tahun Lalu SABHUMI BARAT BASRA Saya dirikan, bukan kebetulan, tentu dengan pengaturan. Kenapa menggunakan Nama Surya Bhumi? Karena saaya sebagai salah seorang Keturunan Raja Majapahit merasa berhak menggunakan Nama dan Simbol Majapahit,” tuturnya.
Selama ini, lanjut Haji Lilur, Ngapling Daratan dan Ngapling Lautan lebih banyak menghabiskan Uang daripada menghasilkan Uang sudah lebih dari 300 miliar yang sudah dikeluarkan. Untuk itu, sudah saatnya Bekerja Mendunia dan sudah saatnya menghasilkan Uang dengan Bekerja Hebat. “Sekarang ini, sudah waktunya Surya Bumi Majapahit kembali bersinar di Dunia. Saya akan membawa Dunia dalam Bingkai Bumi Aku Taklukan Untuk Kemanusian (DABATUKA),” tegas Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara.
Dari Pusat Kerajaan Dinasti Ming Shenzhen Cina, kata Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara, melewatkan penyulam cerita silam untuk perjalanan penaklukan masa depan. “Perjalanan yang dilakukan tidaklah kebetulan, semuanya ditata dan dipersiapkan dengan kecerdasan dan keberanian dan tentu saja dengan “MA'UNAH” Sang Pemilik Semesta,” pungkas HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Cicit Pangeran Kanduruhan Raja Sumenep. (*)