Dokter Sriatun Subandi Gencarkan Intervensi Penyehatan Bumil, Balita, dan Catin Sidoarjo

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: M. Rifat

17 Juli 2024 22:09 17 Jul 2024 22:09

Thumbnail Dokter Sriatun Subandi Gencarkan Intervensi Penyehatan Bumil, Balita, dan Catin Sidoarjo Watermark Ketik
Dokter Sriatun Subandi memberikan bantuan untuk ibu hamil dan balita di Kecamatan Jabon pada Rabu (16/7/2024). (Foto: Kominfo Sidoarjo)

KETIK, SIDOARJO – Berbagai langkah terus ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo demi menurunkan angka stunting di Kota Delta. Salah satunya, menggeber Gerakan Intervensi Serentak Cegah Stunting di Kabupaten Sidoarjo. Bumil, balita, dan calon pengantin dipastikan terpenuhi gizi dan terjamin kesehatannya.

Plt. Ketua TP. PKK Kab. Sidoarjo dr. Sriatun Subandi bersama Tim dari Dinas Kesehatan, Dinas P3AKB, serta instansi terkait hadir berberdialog langsung dengan warga Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, pada Rabu (17/7/2024). Istri Plt Wakil Bupati H Subandi itu berada di tengah-tengah masyarakat.

Dokter Sriatun juga aktif berkomunikasi dan mendengarkan dengan penuh perhatian masukan dan harapan tentang pentingnya kesehatan ibu hamil dan balita. Saat ini, ibu hamil dan balita merupakan kelompok rawan gizi. Mereka memerlukan sentuhan tangan semua pihak. Jika tidak diperhatikan sejak awal, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. 

Seorang ibu yang mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin di dalam rahimnya. Dia akan berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Rawan mengalami stunting.

"Kesehatan ibu pada saat hamil harus benar-benar diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting sejak dini. Bahkan, sejak dalam rencana kehamilan pun, gizi dan kesehatan ibu dan janin harus sudah diperhatikan," katanya.

Angka stunting Kabupaten Sidoarjo, menurut hasil SKI  tahun 2023, mengalami penurunan. Dari 16,1 persen pada tahun 2022 menjadi 8,4 persen pada 2023. Data posyandu menunjukkan penurunan angka stunting dari 5,8 persen menjadi 3,2 persen pada 2023. Adapun target nasional tahun 2024 adalah 14 persen.

"Walaupun mengalami penurunan, angkanya masih jauh jika untuk mewujudkan Kabupaten Sidoarjo Zero Stunting. Untuk itu diperlukan strategi dan upaya agar percepatan penurunan stunting dapat dicapai," jelasnya.

Wakil Presiden RI, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat, pada 19 Maret 2024 memberikan arahan tentang pentingnya pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Cegah Stunting. Tujuannya adalah memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan, serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif.

Dalam hal ini, dr. Sriatun menyampaikan bahwa Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi mendukung penuh Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Sidoarjo. Untuk itu, dia meminta peserta yang hadir dalam giat pencegahan stunting ikut aktif untuk melakukan pendataan calon pengantin, ibu hamil, dan balita.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo dr Lakhsmi Herawati Yuwantina M.Kes menyampaikan, kegiatan di Jabom ini diikuti oleh 150 peserta. Mereka terdiri atas perwakilan OPD terkait, camat se-Kab. Sidoarjo, serta para kepala Puskesmas Lokus, Ketua TP PKK Kecamatan dan Desa.

Selain itu, ada perwakilan CSR (PT PGN dan UMSIDA), para kepala desa, Kader Posyandu, serta sasaran percepatan penurunan stunting. Mereka adalah bumil, balita, dan calon pengantin.

"Jika ada yang tidak hadir, mereka didatangi ke rumah masing-masing.
Pastikan kita lakukan intervensi yang baik pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi," ungkapnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pemkab Sidoarjo PKK Sidoarjo plt bupati Sidoarjo Dinas Kesehatan Sidoarjo angka stunting Sidoarjo cegah stunting