KETIK, SURABAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim mengalami deflasi pada Februari 2025 (month to month). Deflasi terjadi disebabkan bawang merah dan tarif listrik.
Diketahui, pada awal 2025 yakni Januari dan Februari 2025, pemerintah mengeluarkan kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen. Ternyata, hal tersebut membuat perekonomian Jatim mengalami deflasi.
Kepala BPS Jatim Zulkipli mengatakan, tarif listrik berkontribusi menyumbang deflasi secara keseluruhan sebesar 0,7 persen. Pasalnya, tarif listrik mengalami deflasi sebesar 25,03 persen pada Februari ini.
"Terjadi dua kali deflasi pada Januari dan Februari 2025. Diskon tarif listrik 50 persen dari PLN yang masih berlangsung menjadi salah satu pemicu,” ujarnya, Rabu, 5 Maret 2025.
Komoditas lain yang memicu deflasi pada periode ini antara lain bawang merah yang mengalami deflasi 16,58 persen, cabai rawit 5,92 persen, daging ayam ras 1,46 persen, tomat 12,82 persen, kacang panjang 14,96 persen, serta cabai merah sebesar 16,54 persen.
Jika melihat berdasarkan 11 kabupaten/kota termasuk dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, Zulkipli menyebut semuanya mengalami deflasi. Nah, terdalam ialah Kota Kediri dengan persentase sebesar 0,98 persen.
“Semua kota (IHK) mengalami deflasi. Deflasi terdalam terjadi di Kota Kediri sebesar 0,98 persen,” katanya.
Selain itu, Zulkipli mengatakan, deflasi ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur, tapi juga mayoritas di provinsi-provinsi lainnya. “Sebanyak 33 provinsi mengalami deflasi dan 5 provinsi mengalami inflasi. Diskon dari tarif listrik ini yang membuat hampir semua provinsi mengalami deflasi,” pungkasnya. (*)