KETIK, SLEMAN – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Sleman Mae Rusmi menyampaikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman hingga saat ini membina 268 pengrajin batik. Mereka terdiri dari pembatik berkelompok dan pembatik mandiri.
Mae Rusmi juga menyebut pihaknya membina perajin tenun/lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Sebagian besar berada di wilayah Sleman Barat.
Jumlahnya sekitar 384 pengrajin tenun. Dengan rincian pengrajin lurik sebanyak 13 orang dan pengrajin tenun stagen sebanyak 371 orang.
Hal itu disampaikan Kepala Disperindag Sleman saat acara silaturahmi Bupati Sleman Harda Kiswaya dengan perajin batik dan lurik di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis 20 Maret 2025.
Mae Rusmi berharap ajang silaturahmi tersebut dapat menjadi wadah bagi pembatik dan pengrajin lurik untuk menyampaikan permasalahan dan harapan mereka dalam upaya meningkatkan daya saing pemasaran.
Dengan begitu, diharapkan Pemkab Sleman dapat mendukung pembatik dan pengrajin lurik Sleman dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Nah, sebagai bentuk dukungan agar perajin batik dan lurik asal Sleman dapat semakin berkembang, Bupati Sleman Harda Kiswaya secara tegas membebaskan para ASN dan karyawan di lingkup Pemkab Sleman untuk menggunakan batik bermotif apapun. Namun, dengan catatan bahwa yang dikenakan merupakan hasil produksi pengrajin Sleman.
"Sleman terbuka akan kreatifitas pembatik maupun pengrajin lurik dalam menciptakan motif. Kami mendukung pengrajin Sleman untuk berkreasi dan menyalurkan ide-ide untuk memproduksi batik di Kabupaten Sleman," sebutnya.
Langkah ini dilakukan Harda dalam upaya meningkatkan kesejahteraan perajin lokal dan disampaikan dalam momen tersebut.
“Sing penting hasil karya piyantun Sleman (yang penting hasil karya orang Sleman, red). Silakan digunakan. Bapak ibu pengrajin silakan berkreasi. Untuk motifnya bebas,” jelas Harda.
Nah, sebagai tindak lanjut ia juga terbuka terhadap masukkan dari para perajin batik dan lurik. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmennya bersama Wakil Bupati Sleman untuk mengembangkan batik dan lurik Sleman agar semakin dikenal luas. Harda mengatakan Pemkab Sleman siap memberikan bimbingan melalui OPD terkait.
“Komitmen saya dan mas Danang ingin mengajak bapak ibu perajin batik dan lurik. Ayo kita kembangkan dari bumi Sleman ini, membawa batik dan lurik menuju pasar nasional dan internasional,” pungkas Bupati Sleman Harda Kiswaya.
Parijotho Tidak Sukses
Kebijakan Bupati Harda ini sejalan dengan sikapnya sebelumnya. Sepekan yang lalu ia menilai motif batik Sinom Parijotho yang dikembangkan Kustini Bupati Sleman sebelumnya tidak berhasil.
"Apakah pengembangannya sukses, menurut saya tidak. Parijotho yang berhasil berapa, kan hanya tertentu. Sementara pembatiknya juga dari Klaten," sebut Harda saat itu.
Sehingga menurut Harda, hal ini tidak berguna. Karena itu ia bertekad untuk mengembangkan batik serta lurik produk perajin Sleman.
Sebagai awal untuk mewujudkan tekadnya tersebut iapun menggelar silaturahmi dengan pengrajin batik dan lurik Sleman. Serta menyatakan diri siap melakukan pendampingan dan pemahaman soal pemasarannya. (*)