KETIK, BLITAR – Pemerintah terus berinovasi dalam mendukung transformasi digital, salah satunya dengan peluncuran e-Katalog Versi 6.0. Sistem terbaru ini diharapkan membawa perubahan besar dalam pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintahan, baik dari segi efisiensi maupun transparansi, 18 Desember 2024.
Dalam acara sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, ratusan peserta dari berbagai sektor hadir untuk mendalami manfaat dan fitur unggulan dari e-Katalog Versi 6.0.
Dua narasumber utama, yakni Ardi Kasmono, Analis Kebijakan Muda Biro Barang dan Jasa Provinsi Jawa Timur, dan Herman Widodo, SH, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Blitar, berbagi pandangan mengenai sistem baru yang revolusioner ini.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran rekan-rekan media yang selalu membantu menyampaikan informasi strategis kepada masyarakat. Sosialisasi ini menjadi langkah penting agar semua pihak memahami dan siap memanfaatkan e-Katalog Versi 6.0,” ujar Herman Widodo saat membuka acara.
Dalam paparannya, Ardi Kasmono menekankan keunggulan e-Katalog Versi 6.0 yang tak hanya mempermudah instansi pemerintah, tetapi juga membuka pintu lebar bagi pelaku usaha untuk terlibat aktif.
“Sistem ini lebih responsif dan dirancang untuk memperluas jangkauan pasar pelaku usaha. Mereka bisa bersaing secara sehat dengan platform e-commerce besar, namun tetap memiliki akses mudah ke pengadaan pemerintah yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau,” ungkap Ardi.
Dengan sistem yang berbasis platform Inaproc, e-Katalog Versi 6.0 merupakan hasil kolaborasi antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan Telkom Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan solusi yang lebih terintegrasi, cepat, dan efisien, sesuai dengan prinsip pengelolaan anggaran negara yang baik.
“Platform ini tidak hanya mendukung transparansi, tetapi juga mendorong percepatan pengadaan. Proses yang sebelumnya memakan waktu kini bisa dilakukan lebih cepat tanpa mengurangi akuntabilitasnya,” tambah Ardi.
Selain mempermudah pengadaan bagi pemerintah, e-Katalog Versi 6.0 juga memberikan kesempatan besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang. Dengan fitur-fitur seperti pencarian produk yang lebih canggih dan sistem pembayaran yang terintegrasi, pelaku usaha dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
“Bergabung dengan e-Katalog adalah peluang strategis bagi para pengusaha. Mereka tidak hanya mendapat akses ke pasar pemerintah, tetapi juga ke sistem yang mempermudah proses transaksi dan administrasi,” jelas Ardi.
Acara ini juga dimeriahkan oleh sesi pelatihan dan diskusi interaktif untuk memastikan para peserta memahami cara memanfaatkan fitur baru secara maksimal. Peserta diajak mencoba langsung simulasi sistem dan diberi kesempatan untuk bertanya kepada para ah
Melalui e-Katalog Versi 6.0, pemerintah berharap dapat menciptakan proses pengadaan yang lebih terbuka dan akuntabel, sekaligus memberdayakan pelaku usaha lokal. Sistem ini menjadi langkah besar menuju tata kelola pengadaan yang modern dan profesional.
“Kami optimis, e-Katalog Versi 6.0 akan menjadi fondasi penting dalam mendukung transformasi digital di Indonesia, menciptakan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha,” pungkas Herman Widodo.
Sistem ini tidak hanya menawarkan kemudahan teknis, tetapi juga menjadi simbol komitmen pemerintah untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan publik yang semakin berkualitas.