KETIK, SURABAYA – Subdirektorat Pusat Unggulan IPTEK Disabilitas (PUID), Disability Innovation Center (DIC) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil mengembangkan inovasi untuk disabilitas berbasis teknologi Virtual Reality (VR) yaitu EMO-VR.
Dalam pengembangannya, EMO-VR telah menjalani uji coba di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Gedangan, Sidoarjo pada Senin, 16 Desember 2024 lalu. EMO-VR dirancang untuk mendukung regulasi diri siswa penyandang autis.
Ketua Asosiasi Profesional Ortopedagogik Indonesia (APOI) Indonesia, sekaligus m ketua tim peneliti Sujarwanyo menyampaikan bahwa EMO-VR ini dapat membantu penyandang autis untuk meregulasi emosinya.
"Saat ini masih dalam pengembangan, inovasi ini dirancang untuk membantu regulasi emosi siswa autis, seperti mengenali perasaan sedih, senang, atau semangat," kata Sujarwanto, Rabu 19 Desember 2024.
Inovasi ini berfungsi menyediakan lingkungan virtual yang aman dan terstruktur untuk siswa autis, meningkatkan pengalaman guru, memanfaatkan teknologi interaktif, umpan balik dari pengguna untuk evaluasi peningkatan dalam metode pembelajaran VR.
Kepala SLB Negeri Gedangan, Miseri, menuturkan penggunaan EMO-VR merupakan pengalaman baru yang membawa manfaat besar bagi siswa autis di sekolahnya.
EMO-VR ini dapat membantu guru mengontrol aktivitas siswa melalui komputer, sehingga siswa tinggal mengikuti skenario yang dirancang.
“Semoga teknologi ini memiliki dampak positif, terutama dalam pembelajaran dan pengembangan keterampilan komunikasi siswa,” pungkasnya.
Hasil uji coba dan masukan dari sekolah akan terus dikelola untuk menyempurnakan teknologi EMO-VR. Ke depannya inovasi ini akan dipresentasikan pada simposium internasional yang melibatkan pakar-pakar disabilitas dari Asia Tenggara.(*)