KETIK, SURABAYA – Waktu imsak biasanya ditandai dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an, bunyi tertentu atau suara sirine yang berasal dari masjid.
Banyak orang mengira waktu imsak adalah tanda dimulainya puasa, padahal ini hanyalah peringatan agar umat Islam bersiap-siap menyelesaikan sahur.
Guru Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep, Wakid Yusuf menjelaskan, imsak adalah waktu menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Menurut keterangannya, ini sebagai bentuk kehati-hatian seseorang bisa melaksanakan sahur dengan tenang.
"Ini sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak terlalu mepet dengan waktu subuh dan sahurnya tidak dilakukan dengan terburu-buru," jelas Wakid, Rabu, 5 Maret 2025.
Imsak juga sebagai penambahan waktu untuk memastikan seluruh makanan di dalam mulut telah tertelan sempurna. Sehingga tidak berisiko ada sisa-sisa makanan yang berpotensi membatalkan puasa.
Lebih dalam, imsak bisa diartikan sebagai waktu untuk bersiap diri melaksanakan salat Subuh.
Soal ini, Wakid pun mengutip hadis Riwayat Bukhari Muslim yang menjelaskan bahwa dahulu Nabi Muhammad melaksanakan imsak dengan salat bersama Zaid bin Tsabit.
“Kami makan sahur bersama Rasulullah lalu beliau berdiri untuk salat. Ditanyakan kepada Zaid, Berapa jarak antara sahur dan adzan? Ia menjawab, Sekitar bacaan 50 ayat Al-Qur'an," ucapnya mengutip hadis Nabi.
Hadis tersebut menjelaskan, jarak antara waktu sahurnya Nabi Muhammad dan azan Subuh itu sama seperti membaca 50 ayat Al-Qu'ran. Di waktu itu, Nabi tidak lagi makan sahur sampai berkumandangnya azan Subuh.
“Lalu perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat Al Qur`an tersebut sekitar 10 – 15 menit,” tulis Wakid dalam laman blog pribadinya.
Ini sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama dalam Rapat Tim Hisab dan Rukyat pada tahun 2016.
Kemenag menetapkan waktu imsak adalah sepuluh menit sebelum masuk waktu subuh.
Lebih lanjut, Guru SMA 3 Ponpes Annuqayah ini menjelaskan bolehnya makan ketika waktu imsak karena dimulainya puasa bukan dari waktu imsak, melainkan saat azan Subuh berkumandang.
"Ketika imsak itu boleh tetap makan tapi akan lebih baik kalo kita menahan diri beberapa saat lebih awal sebelum adzan subuh seperti yang dipraktikkan Nabi SAW," ujar Wakid kepada Ketik.co.id.
Ia menambahkan, di waktu itu Allah Swt memberikan pahala berlipat ganda pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu, seharusnya umat Muslim tidak menyia-nyiakannya meskipun hanya 10 menit.
Jadi seseorang bisa mengisinya dengan berzikir, membaca Al-Quran dan mempersiapkan salat Subuh.
“Barang siapa yang pada bulan itu (ramadhan) mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya," katanya mengutip hadis Nabi Riwayat Bukhari Muslim. (*)