KETIK, MALANG – NVIDIA menggandeng Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang dalam memberikan wawasan tentang AI yang jelas dan kuat di kalangan mahasiswa. Hal tersebut untuk mewujudkan misi membentuk generasi muda menjadi super human.
Adrian Lesmono, Country Consumer Business Lead NVIDIA Indonesia menjelaskan, generasi muda sangat haus akan perkembangan teknologi. Merekalah yang akan membuat perbedaan bagi masa depan.
"Ini semua bagian dari membawa pandangan dan memberikan pengertian yang kuat dan jelas tentang AI. Ujung-ujungnya bisa jadi expert dan membuat mereka jadi super human. Itu tujuan NVIDIA," ujarnya, Rabu 22 Januari 2025.
Terlebih NVIDIA memiliki teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai segmen. Mulai dari segmen konsumen, perusahaan B2B, hingga enterprise.
"Untuk segmen konsumen itu GeForce RTX target marketnya ke gamer, konten creator, adanya di kartografis laptop dan PC," jelasnya.
Untuk level perusahaan B2B, NVIDIA memiliki work station dengan quadro RTX yang lebih tinggi. Sedangkan untuk enterprise terdapat data center yang dapat dikomersilkan.
"Itu yang mungkin kebutuhannya untuk dijual lagi berupa kapabilitas dan token ke perusahaan lain. Emang berbagai macam level, segmennya juga beragam," katanya.
Dalam menjangkau anak muda, NVIDIA rutin melaksanakan roadshow di beberapa instansi pendidikan. Melalui NVIDIA, Adrian ingin menunjukkan bahwa AI tak akan menggantikan seorang yang expert di bidangnya.
Menurutnya produk maupun karya yang dihasilkan oleh expert akan lebih bagus jika dikolaborasikan dengan AI. Justru AI dapat membantu pemula untuk melakukan pekerjaan yang semua tak mungkin dilakukan.
"Kita semua punya kesempatan yang sama untuk membuat produk yang bagus. AI tetap butuh input dari manusia, tidak akan menggantikan seorang expert," tegasnya.
Sementara itu Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) ASIA Malang, Risa Santoso menjelaskan beberapa kelas telah mengajarkan penggunaan dan analitik AI.
"Kami juga ada AI literasi karena sekarang ini banyak orang yang sudah melek AI. Jadi bagaimana kami mencoba mengajarkan mahasiswa untuk memanfaatkan AI," sebutnya.
Saat ini banyak mahasiswa yang tertarik untuk mengembangkan pemanfaatan AI. Bahkan tidak menutup kemungkinan konsentrasi terhadap AI dapat diimplementasikan menjadi sebuah program studi baru.
"The first step memastikan tenaga pengajarnya bisa benar-benar bisa mendalami AI sampai akhirnya bisa menjadi prodi yang berkonsentrasi pada AI. Tapi mungkin dimulai dari konsentrasi dulu, lalu program khusus, baru menjadi prodi," tandasnya.(*)