KETIK, SURABAYA –
Gerakan mendukung kotak kosong ini dimulai dari Kota Surabaya. Kini mulai meluas hingga ke semua daerah yang hanya memiliki calon tunggal.
Wartawan Ketik.co.id menemui salah satu penggerak kampanye kotak kosong di Surabaya, Singky Soewadji. Dia mengaku melakukan gerakan ini karema kecewa terhadap proses demokrasi di Kota Surabaya yang menyuguh satu pilihan paslon. Yakni Calon Wali Kota Eri Cahyadi dan wakilnya Armuji.
Keberadaan Gerakan Dukung Kotak Kosong ini tentu menjadi ancaman serius bagi kemenangan paslon Eri Cahyadi-Armuji. ”Seperti tidak ada calon atau tokoh yang potensial untuk menjadi calon pemimpin selain satu paslon,” ucap Singky, Sabtu,5 Oktober 2024.
Singky mengatakan jika dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya ada calon lebih dari satu, maka tidak akan ada gerakan masyarakat mendukung kotak kosong.
“Saya tidak ada tendesius apapun, kalau ada 2 paslon silakan mau pilih Eri dan Armuji lagi monggo atau pilih pasangan lainnya sah-sah saja,” terangnya.
Singky menyarankan meski hanya ada satu paslon, masyarakat jangan golput atau tidak memilih. “Pilih saja kotak kosong karena dengan memilih kotak kosong, berarti masyarakat sudah menyalurkan suara,” ujarnya.
Singky mengungkapkan banyak tokoh Kota Surabaya mensupport Gerakan Dukung Kotak Kosong yang dilakukan dirinya. Contohnya mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono (BDH) dan Saleh Ismail Mukadar mendukung gerakan tersebut. ”Keduanya merupakan tokoh PDI Perjuangan satu partai dengan Eri Cahyadi dan Armuji. Namun mereka kecewa karena hanya ada 1 calon di pesta demokrasi ini,” akunya.
Singky mengatakan dari beberapa daerah yang hanya memiliki 1 paslon, juga melakukan gerakan mendukung kotak kosong. “Karena banyak masyarakat kecewa dengan hasil demokrasi yang tidak berjalan baik, karena adanya 1 pasangan calon telah mencederai demokrasi di Indonesia,” jelasnya.
Dengan menyuarakan kotak kosong, bila sampai meraih kemenangan, tentu konsekwensinya mahal. Masalahnya harus diselenggarakan pilkada ulang, tentu membutuhkan anggaran besar.
Menanggapi konsekwensi tersebut, Singky menjawab demi tegaknya demokrasi lebih baik pilkada ulang."Dari pada demokrasi ini rusak maka kami mendukung untuk ada pemilihan ulang dan ada calon pasangan lain yang mendaftar,”terangnya.
Di Jawa Timur ada lima daerah yang memiliki calon tunggal di antaranya Kota Surabaya, Kabupaten Pasuruan, Trenggalek, Ngawi dan Gresik.
Munculnya calon tunggal sebenarnya sudah disikapi oleh KPU Kota dan Kabupaten dengan memperpanjang masa pendaftaran. Namun hingga batas waktu yang ditentuikan tidak kunjung ada pasangan calon lain yang mendaftar ke KPU.
Saat dikonfirmasi terkait ada Gerakan Dukung Kotak Kosong, Komisioner KPU Jatim Miftahul Rozak mempersilakan bila ada masyarakat yang menyuarakan untuk memilih kotak kosong. Meski calon tunggal di lima daerah di Jatim, KPU tetap akan menggelar debat calon kepala daerah.
“Meskipun prosesnya tidak ada debat atau saling melempar gagasan program, jadi proses debat itu tetap kami lakukan,” ungkap Miftahul Rozak.
Saat disinggung jika dalam pemilihan itu dimenangkan kotak kosong, Rozak mengatakan akan dilakukan pemilihan ulang setahun kemudian. “Setelah ada keputusan jika memang kotak kosong yang menang maka diakan proses pemilihan kembali,” ucapnya.(*)