KETIK, PACITAN – Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius atau yang lebih dikenal sebagai Gereja Kapal Pacitan mencatatkan ribuan kunjungan jemaat dari luar daerah sepanjang tahun.
Menurut Pastor Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius, Romo Ferdinandus Eltyson Prayudi, jumlah jemaat yang datang mencapai 21 ribu orang per tahun.
"Setiap tahun ada ribuan yang datang. Kalau dihitung mulai dari Januari-Desember 2024 lalu, total pendatang atau jemaat itu mencapai 21 ribu," ujar Romo Yudi saat ditemui Ketik.co.id, Minggu, 11 Mei 2025.
Romo Yudi juga memastikan, bahwa para jemaat tersebut tidak hanya berkunjung ke gereja tetapi juga melanjutkan perjalanan ke sejumlah destinasi wisata lain di Pacitan, seperti Goa Gong, Pantai Klayar, dan Watukarung.
"Di Pacitan, mereka bisa menghabiskan waktu 3-5 hari. Terutama para jemaat lansia, karena waktu mereka lebih longgar dan ada keinginan yang belum tercapai," jelasnya.
Jemaat luar daerah saat berkunjung di Gereja kapal Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
Para jemaat itu, datang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa hingga luar negeri.
"Mereka datang mulai dari ujung Pulau Jawa, dari Banten hingga Banyuwangi. Bahkan, ada juga yang berasal dari Sarawak, Sabah," tambahnya.
Romo Ferdinandus pun menegaskan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam sektor apapun demi kemajuan daerah.
"Ya harapannya dengan kehadiran mereka, sektor lain, salah satunya wisata di Pacitan pun juga ikut mendapatkan manfaat. Kami siap untuk saling mendukung pembangunan daerah. Gereja sangat terbuka untuk berkolaborasi," imbuhnya.
Saat disinggung mengenai kolaborasi dengan Pemkab Pacitan untuk mengembangkan sektor pariwisata melalui keberadaan Gereja Kapal, Romo Yudi mengaku hingga kini belum ada langkah konkret dari pihak pemerintah.
"Belum pernah, dan perlunya dari pihak pariwisata untuk datang ke sini untuk berbicara soal itu. Terakhir datang hanya ngirim surat untuk dimintai laporan jumlah pengunjung," tuturnya.
Ia menyayangkan jika potensi besar tersebut tidak direspons dengan baik.
"Padahal APBD daerah juga ditunjang dari sektor pariwisata. Harusnya ada simbiosis yang saling mendukung," tegasnya. (*)