KETIK, MALANG – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyatakan ada hal penting yang harus dipahami oleh umat Muslim mengenai peristiwa Isra Mikraj. Terutama dalam bab perintah salat.
Umat Islam, menurut pandangan Gus Baha, seharusnya tidak keliru mengenai jumlah salat yang awalnya lima puluh waktu dan kemudian berkurang menjadi lima waktu dalam peristiwa Isra Mi'raj.
"Jadi kamu tidak boleh punya keyakinan, sebetulnya Allah itu dari awal ngotot ingin membuat shalat lima puluh waktu. Setelah melihat Nabi, menjadi tidak tega, berkurang jadi lima waktu," jelasnya mengutip laman resmi NU Online, Senin 27 Januari 2025.
Menurut Gus Baha, pikiran yang mengatakan bahwa Allah mengurangi jumlah shalat setelah ketemu Nabi bisa merusak tauhid atau akidah. Namun, pemikiran yang benar secara ilmu tauhid, sesungguhnya dari awal Allah menghendaki lima puluh waktu dulu, namun dalam praktiknya hanya lima waktu yang akan diberlakukan.
"Setelah Nabi Muhammad bertemu Allah, kemudian Allah mewajibkan kepada Nabi dan umatnya untuk melakukan shalat lima puluh waktu. Kemudian turun anugerah Allah, maka akhirnya dikurangi hingga tinggal lima waktu yang wajib dikerjakan," kata Gus Baha.
Gus Baha menegaskan, tidak seharusnya seseorang beranggapan bahwa Allah mempertimbangkan kembali setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad. Ini sama dengan menyatakan bahwa pengetahuan Allah adalah hal yang baru. Hal ini tentu tidak diperkenankan dalam ilmu tauhid, karena menyerupai makhluk.
"Tidak boleh mengatakan Allah mengevaluasi ulang, akhirnya menjadi lima waktu. Keyakinan seperti ini tidak boleh. Karena menunjukkan ilmu Allah sesuatu yang baru. Allah jadi tahu setelah banyak evaluasi," kata ulama asal Rembang ini.
Keyakinan yang harus dipegang, kata Gus Baha, Allah dengan sifat ilmu-Nya sudah tahu sebelum adanya pertemuan dengan Nabi Muhammad. Allah itu tahu sebelum adanya evaluasi dan tidak butuh evaluasi. Jadi, lanjut Gus Baha, sejak awal peristiwa Isra Mi'raj, Allah sudah tahu kejadiannya akan demikian.
Seperti peristiwa saran dari Nabi Musa yang meminta Nabi Muhammad kembali menemui Allah, supaya mengurangi waktu salat. Allah juga tahu peristiwa Isra Miraj akan dibenarkan oleh Abu Bakar dan setiap orang yang memiliki akal dan pemikiran yang segar, lalu diingkari oleh kafir Quraisy.
"Peristiwa ini seperti yang telah dikehendaki Allah pada zaman azali dahulu. Namun, meskipun lima waktu, pahalanya tidak berkurang dari salat lima puluh waktu," jelas Gus Baha. (*)