KETIK, SURABAYA – Habib Husein bin Ja’far Al-Hadar atau biasa dipanggil Habib Ja’far menceritakan keagungan waktu subuh. Buktinya adalah Allah membahas waktu subuh dan menamai surat pembahasan itu bernama Al-Falaq.
“Al-Falaq itu menurut para ulama salah satu maknanya adalah waktu subuh, Falaq itu artinya membelah, diartikan subuh karena subuh yang membelah gelapnya malam agar terbit terangnya siang,” ujarnya di Majelis Subuh Genzi di Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu (3/9/2023).
Dalam ceramahnya, Habib Ja’far menceritakan bagaimana keagungan waktu subuh sehingga Allah bersumpah atas subuh dan menamai suratnya surat subuh yaitu Al-Falaq.
Allah membahas khusus waktu subuh dan sehingga Al-Falaq yang isinya menyebut nama Allah sebagai Tuhan pengendali, Tuhan penguasa waktu subuh sebagai simbol siang dan malam.
“Dan di bawah itu direntetin semua masalah kita selesai, kalau kita berlindung atas nama penguasa subuh dengan apa, dengan beribadah secara maksimal di waktu subuh kepada Allah Sang Penguasa Subuh,” terangnya.
Habib Ja’far menjabarkan Nabi Muhammad setiap bangun pagi dan mau tidur di waktu malam di antaranya membaca Al-Muawi yaitu surat Al-Falaq dan An-Nas kemudian ditiupkan ke tangannya lalu dibalurkan ke seluruh tubuhnya.
“Untuk melindungi dari segala godaan, segala iri, segala dengki, segala hasut, segala sihir dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia,” ucapnya.
Jadi Allah Sang Penguasa Subuh melindungi dari segala macam bentuk masalah, itulah keagungan subuh.
“Maka mintalah kepada Allah yang salah satunya menegaskan sifatnya sebagai Penguasa Waktu Subuh dengan bangun di waktu subuh, mengisi waktu subuh bukan hanya dengan salat tetapi dengan amalan-amalan baik sehingga Allah melindungi kita,” jelasnya.
Selain itu, keagungan waktu subuh adalah lantaran subuh ini penentu suksesnya kita dunia dan akhirat makanya dalam satu riwayat Bukhori Muslim Nabi itu bersabda bahwa tidak ada hal yang lebih bisa menguji kita sebagai seorang munafik atau tidak melebihi salat subuh.
“Salat Subuh adalah ujian yang sangat berat sehingga tertinggal oleh orang-orang yang munafik jadi kalau ingin tau kita ini baik-baik saja atau tidak lihat salat subuhnya,” tutur Habib Ja’far.
“Menurutnya, semakin salat subuh pukul 07.00 semakin anda jangan menikahi dia karena munafik dan yang ngomong Nabi dalam Hadist riwayat Bukhori dan Muslim,” imbuhnya.
Habib Ja’far menyebut jika orang memenuhi waktu subuhnya di waktu yang tepat bukan hanya di rumah tetapi di masjid dan berjamaah dan tidak hanya yang wajib tetapi juga yang sunnah.
“Sehingga semakin layak dia diberikan amanah untuk pinjem duit, amanah untuk dinikahi dan amanah-amanah lainnya berarti orang ini layak untuk memegang amanah karena memegang subuhnya,” tegasnya.
Mengenai tema yang diambil untuk Majelis Subuh Generasi Z harus memilih perubahan ketimbang rebahan, Habib Ja’far mengungkapkan pentingnya pemuda dalam suatu bangsa adalah sebagai penentu bagi kesuksesan agama maupun kebangsaan.
“Jadi bangsa ini merdeka lantaran peran pemuda, saya sebutkan pemuda itu adalah kunci kemudian secara keagamaan konteks Islam, Nabi itu dikelilingi oleh pemuda,” ujarnya.
Menurut Habib Ja’far kualitas pemuda yang diharapkan dalam Islam, titik kunci yaitu yang pertama memilki sifat Ashabul Kahfi yaitu keimanan dalam ibadah, iman dalam akidah, dan meyakini Allah Tuhan Esa, iman dalam muamalah (hubungan sesama manusia). (*)