KETIK, KEDIRI – Fakultas Ushuluddin dan dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri menggelar seminar rekonstruksi narasi sejarah Syekh Wasil Syamsudin, Senin, 20 Januari 2025.
Seminar tersebut bertujuan mempertegas sejarah Syekh Wasil sebagai pijakan identitas kelembagaan baru IAIN Kediri.
Rencananya, kampus IAIN Kediri bakal alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri.
Turut hadir dua pemateri dalam seminar yakni Guru besar Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri, Prof Fauzan Saleh dan Ketua Dewan Kebudayaan dan Kesenian Kabupaten Kediri (DK4) Iman Mubarok.
"Karena nama Syekh Wasil ini sudah sampai di Jakarta untuk pengajuan Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri. Maka perlu dikuatkan sejarah Syekh Wasil secara akademik dengan kajian-kajian hingga penelitian," kata Wakil Rektor 3 IAIN Kediri Dimyathi Huda, saat ditemui seusai seminar, Senin, 20 Januari 2025.
Huda mengatakan, kajian Syekh Wasil ini sebenarnya sudah lama dilakukan di IAIN Kediri Kediri, tetapi hanya sebatas narasi sejarah melalui wawancara pendek.
Ia menyebut, kajian itu belum sampai ke tahap penelitian seperti penyebaran sampling maupun penggalian data arkeologis.
"Sehingga belum ada kepastian tanggal, tahun, dan Syekh Wasil berasal darimana menyebabkan perlu ada tindak lanjut penelitian. Ini wajar dalam sebuah sejarah ranah penelitian," jelasnya.
Ia berharap, dalam waktu dekat akan segera melakukan diskusi perihal pembentukan tim khusus untuk penelitian narasi sejarah Syekh Wasil tersebut.
"Ini memang perlu diperkuat dengan penelitian secara akademik," paparnya.
Sementara itu, salah satu pemateri Ketua DK4 Imam Mubarok, menerangkan ada dua versi masyhur mengenai asal-usul Syekh Syamsuddin Al-Wasil tersebut.
Versi yang pertama menyatakan bahwa Syekh Wasil merupakan ulama yang berasal dari Makkah dan akan dijadikan raja di Makkah.
"Akan tetapi beliau tidak berkenan dan memilih berdakwah jauh ke Kediri. Karena kisah ini, beliau mendapat julukan Pangeran Makkah. Hal ini didasarkan pada inskripsi yang masih terbaca yakni kalimat al-Bahraniyun yang dihubungkan dengan suku Arab yang berkelana ke Irak," ungkapnya.
Lanjut pria yang akrab disapa Gus Barok, versi yang kedua berdasarkan penelitian guru besar Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Habib Mustopo pada tahun 2.000-an silam.
Mustopo mengisahkan bahwa Syekh Syamsuddin Al- Wasil merupakan ulama yang berasal dari negeri Rum atau Persia yang diundang oleh Raja Kediri Sri Maharaja Mapanji Jayabaya untuk menjadi guru dan membahas Kitab Musyarar (ilmu falak/perbintangan).
"Menurut Prof Habib Mustopo, Syekh Wasil inilah yang telah menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di daerah Kediri pada abad 12," pungkasnya. (*)