Inilah Sosok Yohannes Somawiharja, Rektor di Balik Sukses Universitas Ciputra

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Mustopa

24 Januari 2025 16:26 24 Jan 2025 16:26

Thumbnail Inilah Sosok Yohannes Somawiharja, Rektor di Balik Sukses Universitas Ciputra Watermark Ketik
Rektor Universitas Ciputra, Yohannes Somawiharja. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Universitas Ciputra (UC) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Indonesia. Berbeda dengan universitas lainnya, UC fokus pada pendidikan di bidang kewirausahaan (entrepreneurship).

Berdiri sejak tahun 2006, UC telah mencetak banyak lulusan yang sukses di berbagai bidang, khususnya dalam dunia wirausaha.

Prestasi UC juga tidak main-main. Universitas ini menjadi perguruan tinggi termuda dan tercepat di Jawa Timur, serta perguruan tinggi tercepat di Indonesia yang berhasil meraih Akreditasi Unggul.

Kesuksesan dan prestasi ini tentu tidak lepas dari peran sosok rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc.

Pria yang akrab disapa Yohannes ini dikenal sebagai pribadi yang halus serta memiliki ketertarikan besar pada seni dan budaya, khususnya budaya Jawa. Salah satu minatnya adalah mengoleksi batik klasik yang langka.

"Saya dan istri adalah kolektor batik, tetapi kami mengoleksi batik lawas atau batik yang sudah punah," jelas Yohannes dalam wawancaranya dengan Ketik.co.id, Jumat, 24 Januari 2025.

Selain batik, Yohannes juga menyukai keris Jawa. Menurutnya, masih banyak kesalahpahaman masyarakat mengenai keris.

Selama ini, keris kerap dianggap memiliki kaitan erat dengan hal-hal spiritual. Namun, Yohannes menegaskan bahwa hal tersebut tidak selalu benar.

"Banyak yang bilang keris ada isinya, padahal tidak selalu begitu. Tidak hanya keris, benda apa pun bisa dianggap memiliki 'isi' jika melalui ritual tertentu," tambahnya.

Sebagai lulusan Ohio State University, Yohannes juga membagikan informasi menarik terkait sentra pembuatan keris Jawa.

Berdasarkan penelitian Dikti dan Dikbud pada tahun 2016, sentra pengrajin keris terbesar bukan berada di Solo atau Yogyakarta seperti yang sering diasumsikan, melainkan di Sumenep, Madura.

"Penelitian Dikti dan Dikbud pada 2016 menemukan bahwa di Sumenep terdapat kurang lebih 700 pengrajin keris, dan jumlah ini terus bertumbuh," ungkap Yohannes.

Yohannes menjelaskan bahwa para pengrajin keris di Sumenep sangat ahli dalam seni tempa logam. Keris, menurutnya, bukan sekadar senjata, melainkan karya seni yang memiliki filosofi dan nilai budaya yang mendalam.

Kesukaannya terhadap keris tidak lepas dari pengaruh kakeknya, yang merupakan abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Sejak kecil, Yohannes sering melihat berbagai benda budaya, termasuk keris. Hal inilah yang menumbuhkan kecintaannya pada seni dan budaya Jawa.

"Jadi memang yang membuat saya suka benda budaya karena sejak kecil sudah akrab dan sering melihatnya," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Universitas Ciputra Yohannes Somawiharja Kolektor Batik Keris Jawa Seni Budaya