KETIK, MALANG – Pada triwulan ketiga, realisasi investasi di Kota Malang telah menyentuh angka Rp2,06 triliun. Dari berbagai sektor yang ada, kuliner masih mendominasi di Kota Malang.
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan menjelaskan nilai tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yakni Rp1,4 triliun. Tak hanya itu, terjadi kenaikan realisasi investasi dibandingkan tahu sebelumnya yakni Rp2 triliun.
"Investasi di triwulan ketiga sudah mencapai Rp2,06 triliun, sudah melebihi karena target kami sebesar Rp 1,4 triliun. Jadi realisasi tahun ini sudah pasti naik dibandingkan tahun kemarin yang hanya Rp 2 triliun," ungkap Arif Jumat 6 Desember 2024.
Berkembangnya Kota Malang sebagai destinasi wisata kuliner membuat banyak resto maupun kafe baru bermunculan. Melihat perkembangan iklim investasi yang positif ini, Arif yakin bahwa realisasi investasi Kota Malang dapat melampaui Rp 2,3 triliun.
"Untuk yang mendominasi ini masih dari sektor makanan, seperti resto, kedai, kafe. Itu sampai sekarang bertumbuh pesat. Lalu sektor perumahaan juga sudah mulai bergeliat lagi," lanjutnya.
Arif juga menyebut bahwa saat ini Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih besar jika dibanding Penanaman Modal Asing (PMA) yang tidak sampai Rp 1 miliar.
Terlebih sepanjang tahun 2024 ini belum ada perusahaan asing yang berinvestasi langsung ke Kota Malang.
"Hanya penyertaan modal saja. Investor asing sebenarnya tetap kami coba dorong. Misalnya bekerjasama di sektor perhotelan atau rumah makan, itu kami bantu proses perizinannya," katanya.
Kendati demikian ia berharap peningkatan investasi di Kota Malang dapat berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang kerja baru. Disnaker-PMPTSP Kota Malang pun tengah menyusun pesta investasi untuk 2025 nanti.
"Tahun depan minimal sama target investasinya. Kalau turun, berarti kan pengusaha di Kota Malang banyak yang gulung tikar. Makanya tiap semester, tiap tribulan, wajib melaporkan realisasi investasi," tutup Arif.(*)