KETIK, SURABAYA – Emak-emak Muslimat NU merapatkan barisan untuk mendukung calon Gubernur Jatim nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024.
Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur Nyai Hj Masruroh Wahid menyatakan bahwa ribuan jemaah yang hadir berasal dari 43 cabang di seluruh Jawa Timur.
“Saya tidak mendahuli kehendak Allah, tapi kalau saya ditanya apakah Muslimat NU solid, saya jawab solid," tegas Masruroh, Jumat, 8 November 2024.
"Di sini 43 cabang rawuh (datang), kecuali Bawean karena kendala transportasi dan cuaca. Selain cabang, juga datang dari 702 PAC yang masing-masing mengirimkan dua orang perwakilan,” sambungnya.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Muslimat NU dipastikannya memberikan dukungan lahir batin. Sehingga tidak hanya dukungan ke TPS, tapi juga memberikan dukungan berupa riyadhoh sebagai dukungan batin.
“Riyadhoh dilakukan dengan khataman yang tak pernah putus di masing-masing wilayah. Sehingga kita pastikan bahwa kita solid lahir dan batin,” ucapnya.
Menurutnya, dukungan ini sejatinya adalah bentuk ketaatan pada pemimpin sebagaimana yang disampaikan oleh Sayyidina Umar bin Khattab.
“Sayyidina Umar mengatakan bahwa Islam tidak akan bisa jika tidak dikelola lewat jemaah dan organisasi. Organisasi tidak akan baik jika tidak dipimpin oleh pemimpin yang baik. Dan pemimpin enggak akan memiliki makna jika tidak ditaati jemaahnya,” tegas Masruroh.
Dengan capaian prestasi yang gemilang di periode pertama, Masruroh menyebut tak ada keraguan untuk mendukung Khofifah sebagai Gubernur Jatim kembali di periode mendatang.
Di sisi lain, Khofifah menyatakan bahwa pihaknya siap untuk melanjutkan program-program unggulan di periode pertama. Seperti tunjangan kehormatan untuk imam masjid, tunjangan kehormatan untuk hafiz hafizah, dan juga beasiswa untuk guru madrasah diniyah.
“Tunjangan kehormatan ini bahasa yang sangat Khofifah. Itu murni ide kami karena saat turun ke masyarakat di periode pertama, kami itu salatnya di mana saja ada masjid kami singgah," kata Khofifah.
"Di sana ternyata ada imam yang bacaan tajwidnya kurang, maka kami berinisiatif agar ketika menjabat akan memberikan tunjangan kehormatan bagi imam masjid,” sambungnya.
“Syaratnya adalah bacaannya mau di tashih. Dan ini sudah terealisasi. Selama lima tahun sudah 70 an ribu imam masjid yang kita beri tunjangan kehormatan dari Pemprov Jatim,” urai Khofifah.
Begitu juga tunjangan kehormatan bagi penghafal Al-Qur'an. Dikatakan Khofifah bahwa program ini sudah berjalan.
Kemudian program beasiswa bagi guru madrasah diniyah. Dalam lima tahun ini sudah sebanyak 5583 guru madin dan santri yang mendapatkan beasiswa S1, S2 dan S3 dari Pemprov Jatim.
“Insyaallah ke depan akan lebih kita kembangkan dan luaskan lagi jangkauannya,” pungkas Khofifah. (*)