KETIK, YOGYAKARTA – Meisa Rahma Latifa gadis asal Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu membagikan kisah perjuangannya hingga bisa menjadi pramugari kereta api.
"Saat ini saya tinggal di Yogyakarta menjadi pramugari dan masih menempuh pendidikan S1 Manajemen sehingga harus jauh dari orangtua," katanya kepada media online nasional Ketik.co.id melalui pesan Whatsapp, Jumat (10/05/2024).
Pemilik akun media sosial Instagram @meisa_rahma_latifa mengatakan, suka dan duka yang dilewati selama ini pasti ada. Salah satunya saat lulus SMA, ia pernah mendaftar sebanyak 2 kali tetapi belum ada rezeki dari yang di atas.
"Pada akhirnya tertarik untuk terjun di dunia pelayanan, karena basic diri saya adalah komunikasi. Lalu memutuskan untuk mengambil kuliah dengan dua kampus berbeda guna menunjang pekerjaan tentunya," ujar Meisa
Meisa Rahma Latifa, Pramugari Kereta Api (Foto: dok. pribadi)
Setelah berbincang secara matang bersama pihak keluarga, pada akhirnya ia mengambil jalan dengan memutuskan untuk merantau bekerja di kereta api sambil melanjutkan perkuliahan S1 Manajemen hingga saat ini.
"Saya adalah anak rantau dan orang yang sangat senang membuka komunikasi dengan orang lain, baik itu orang tua maupun muda. Karena ketika kita membuka komunikasi pertama dengan orang otomatis akan mendapatkan teman dan saudara baru," imbuhnya.
Meisya merasa sangat bersyukur bisa dapat bergabung dengan PT Kereta Api Indonesia dengan menjadi seorang pramugari, pekerjaan yang mempertemukannya dengan ribuan orang yang berbeda karakter.
"Sebagai pramugari saya harus memiliki sifat-sifat khusus dengan jiwa humble misalnya memiliki hati yang tulus dan sabar seperti yang telah disampaikan dalam moto PT Kereta Api Indonesia yaitu melayani dengan sepenuh hati," tuturnya.
Sejauh ini suka yang sangat dirasakannya yaitu bisa membanggakan kedua orang tua dengan menjadi seorang wanita yang mandiri, pekerja keras, berdiri dengan kaki sendiri, dapat bertemu dan berjabat tangan dengan orang-orang hebat yang naik di atas kereta.
"Untuk dukanya mungkin dari awal merantau. Kalau orang lain masuk ke tempat kuliah diantar oleh orang tua dan keluarga, sedangkan saya hanya modal tekad serta satu koper yang berisi bekal dan doa restu dari orang tua, tapi saya yakin pasti bisa," tuturnya penuh haru.
Kendati demikian, ia sangat bersyukur karena selalu didukung penuh dari orang tua.
Ia berharap ke depan selalu bisa menambah wawasan, baik ilmu dan pengalaman serta bisa selalu berbagi cerita dengan orang sekitar tentang apa itu perjuangan, semangat, percaya diri, dan komunikasi. Karena menurutnya hal itu semua sangat penting.
"Saya mengajak generasi muda khususnya kaum perempuan di manapun berada agar jangan pernah mundur sebelum mencoba, jangan pernah merasa gagal sebelum bangkit dan jangan pernah balik sebelum berhasil," tandasnya.(*)