Jumlah Anak Cuci Darah Meningkat, Ini Antisipasi Kaum Ibu

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Marno

11 Agustus 2024 11:32 11 Agt 2024 11:32

Thumbnail Jumlah Anak Cuci Darah Meningkat,  Ini Antisipasi Kaum Ibu Watermark Ketik
Anita Ningrum mulai mengurangi konsumsi gula berlebih untuk kedua anaknya, Kamis (8/8/2024). (Foto: dokumen pribadi)

KETIK, SURABAYA – Kasus anak menjalani cuci darah terus meningkat setiap tahunnya. Untuk mengantisipasinya, orang tua di Jawa Timur mewaspadai makanan dan minuman yang dikonsumsi anak mereka.

Salah satu yang melakukan hal tersebut, Anita Ningrum (32) warga Surabaya. "Kejadian saat ini (cuci darah anak) bikin ngeri. Karena itu, saya harus mengontrol makanan anak dengan cara masak sendiri," ucap Anita saat ditemui Ketik.co.id, Kamis (8/8/2024).

Wanita yang bekerja hair stylis ini mengaku fenomena minuman kemasan yang mengandung gula tinggi sudah ada sejak dahulu. Namun dirinya tidak membiasakan anak untuk konsumsi minuman kemasan.

"Kita sebagai konsumen itu harus jeli. Saya saat belanja selalu melihat kandungan gula dalam minuman. Saya lebih memilih air putih, untuk minum anak-anak, " jelas Anita.

Selain air puti, Anita memberikan minuman yang aman buat anak. "Saya biasanya bikin teh sendiri. Kalau pun bikin sirup tidak terlalu manis biar anak tetap sehat "katanya.

Ibu dua anak ini mengaku jarang membeli minuman kemasan untuk anak. "Meskipun saat ini banyak minuman anak itu dikemas lucu dan unik membuat anak kepingin. Saya selalu edukasi anak-anak untuk tidak membeli minuman tersebut," ujarAnita.

Foto Saktiana Tyas Putri memilih mengkontrol konsumsi anaknya, Kamis (8/8/2024). (Foto: Dokumen Pribadi)Saktiana Tyas Putri memilih mengkontrol konsumsi anaknya, Kamis (8/8/2024). (Foto: Dokumen Pribadi)

Hal senada juga diungkapkan Saktiana Tyas Putri (32) warga Sidoarjo. Ia memilih mewajibkan anak saat sekolah  membawa bekal. Tujuannya agar makanan anaknya bisa terkontrol. "Kita masak dengan kualitas bahan makanan yang bagus.  Makanan itu akan lebih sehat untuk anak," terangnya.

 

Ibu rumah tangga ini melihat fenomena anak cuci darah membuat dirinya miris. "Saya tidak membiasakan anak untuk minum atau konsumsi makanan tidak sehat, karena potensi penyakit yang timbul akan besar," katanya.

 

Sakti bila membeli produk terlebih dulu melihat komposisi bahan makanan yang digunakan. "Penggunaan gula dan vetcin bisa menimbulkan penyakit," imbuhnya.

Foto Radinia Pitaramita bersama anaknya memilih minum air putih cegah konsumsi gula berlebih, Kamis (8/8/2024). (Foto: Dokumen pribadi)Radinia Pitaramita bersama anaknya memilih minum air putih cegah konsumsi gula berlebih, Kamis (8/8/2024). (Foto: Dokumen pribadi)

 Sementara itu, Radinia Pitaramita (37) warga Surabaya ini sangat ketat untuk menjaga kesehatan anaknya. Misal anak diminta mulai mengurangi konsumsi gula berlebih. Meskipun begitu, dirinya tidak mengekang anaknya untuk tidak konsumsi minuman manis. "Namun harus dalam pengawasan orang tua untuk konsumsi minuman manis dan selebihnya minum air putih yang banyak," ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Pipit ini mengaku lebih selektif untuk makanan anaknya. "Kalau sekolah anak saya makan siangnya pakai catring. Makanannya lebih sehat karena menggunakan bahan yang berkualitas," katanya.

Pipit sempat memberikan minuman kemasan saat mengajak anak makan di luar. "Ini dilakukan sebagai salah satu pancingan agar anak lebih tenang saat makan. Namun karena anak saya memiliki alergi, akhirnya saya menghentikan minuman kemasan dan memilih minum air putih," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

gagal ginjal anak cuci darah anak konsumsi gula berlebih Makanan Sehat Ibu-ibu Jawa Timur Dinkes Jatim Cuci Darah gagal ginjal