Katib Syuriyah PBNU Gus Awis Raih Monumental Writing Award 2024

Jurnalis: Siti Fatimah
Editor: Mustopa

22 Maret 2024 06:22 22 Mar 2024 06:22

Thumbnail Katib Syuriyah PBNU Gus Awis Raih Monumental Writing Award 2024 Watermark Ketik
Rektor UINSA memberikan penghargaan kepada Gus Awis atas karya monumentalnya (Foto: youtobe UINSA)

KETIK, SURABAYA – Atas karyanya menulis kitab Tafsir Hidayatul Qur'an Fii Tafsiril Qur'an bil Qur'an, Katib Syuriyah PBNU sekaligus pengasuh asrama Hidayatul Qur’an Ponpes Darul Ulum Jombang, KH. Dr. Afifuddin Dimyathi alias Gus Awis dianugerahi penghargaan Monumental Writing Awards 2024, Kamis (21/3/2024).

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Akh. Muzzaki dalam acara Monumental Writing Award & Bedah Kitab Tafsir Hidayatul Qur’an Fii Tafsiril Qur’an bil Qur’an di Gedung Amphiteater Lantai 3 UINSA.

“Kitab karya Dr. Afifuddin Dimyathi adalah upaya serius untuk menghadirkan pemikiran ulama Indonesia ke dunia. Apalagi kitab ini ditulis dalam Bahasa Arab fushah dan dicetak di Dar Al-Nibras, Kairo. Tentu ini prestasi luar biasa,” ungkap Prof Akh Muzakki dalam sambutan.

Ia mengapresiasi setinggi-tingginya karya monumental ini dan menjadikannya sebagai role model bagi ilmuwan Indonesia untuk menghadirkan pemikiran baru tentang Islam untuk dunia Internasional.

Kitab Istimewa

Hadirnya kitab karya Gus Awis ini, lanjut Prof Akh Muzakki, menjadi kitab istimewa karena Gus Awis menafsirkan ayat Al-Quran dengan ayat Al-Quran lainnya yang tentu membutuhkan kedalaman dan keluasan ilmu Al-Qur’an.

Kitab yang ditulis hanya dalam waktu 1 tahun 5 bulan ini memiliki kelebihan yang berbeda dengan kitab lainnya. Di antara kelebihan itu adalah menitikberatkan penafsiran ayat-ayat berdasarkan ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Gus Awis berusaha menghubungkan antar ayat satu dengan ayat lain.

“Jika ada ayat umum, dijelaskan dengan ayat khusus. Jika ada ayat mujmal, dijelaskan dengan ayat mubayyin. Jika ada ayat muthlaq, dijelaskan dengan ayat mubayyin. Seperti itu mulai dari Al-Fatihah sampai An-Nas,” terang Gus Awis.

Sementara itu, tujuan penulisan kitab tafsir ini ada empat, yakni Al-Manhaj Al-Qur’ani, wasathiyyah untuk mendukung gerakan NU membangun peradaban, hufadz Al-Qur’an untuk memudahkan para penghafal Al-Qur’an, dan mengaji para santri.

“Tujuan keempat memang untuk dingajikan. Nanti model penafsirannya wal ma’na (dengan makna), ada narasinya. Untuk apa? Biar mudah dingajikan ketika di pesantren dengan utawi iki iku itu bisa. Itu sangat membantu untuk menjelaskan makna ayat,” paparnya.

Sebagai informasi, sebelumnya kitab monumental ini sudah dilauching Rais ‘Aam PBNU, KH Miftakhul Akhyar, Sabtu (10/2/2024) di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.

Kiai Miftakhul Akhyar menyebut kitab yang ditulis sebanyak 4 jilid dan berisi 1988 halaman ini sangat menarik untuk dibaca, sebab Gus Awis mampu menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan ayat-ayat lain.

“Tafsir Hidayatul Qur’an ini adalah metode tafsir yang paling tinggi untuk memahami Al-Qur’an,” jelasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Monumental Writing Award 2024 KH. Afifuddin Dimyathi Gus Awis UIN Sunan Ampel Surabaya Tafsir Hidayatul Qur'an