KETIK, SURABAYA – Khofifah-Emil "Tak Ada Lawan" di Pilgub Jatim, Hingga Risma Bongkar Pasang Cawagub dari KH Marzuki, Ipin, Sutiaji Sampai Gus Hans
Sah! Khofifah-Emil Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Incumbent ini resmi mendaftar ke KPU Rabu (28/8) kemarin dengan didukung 15 Parpol besar meninggalkan PDIP dan PKB.
Ribuan relawan pecah tumpah ruah mulai dari kediaman Khofifah di Jemursari mengarak dan kirab budaya sepanjang jalan menuju kantor KPU Jawa Timur yang berjarak hampir 3 Km.
Arakan ribuan massa terdiri dari pendukung Parpol, Ormas hingga relawan dari berbagai elemen 38 Kabupaten/Kota mengantarkan Paslon Incumbent.
Pendaftaran Paslon tersebut dengan arakan dan kirab budaya ribuan massa sebenarnya sudah menunjukkan betapa siapnya Paslon Khofifah-Emil ini.
Jauh sebelum proses pendaftaran KPU dimulai, memang Paslon Khofifah-Emil sudah lebih dahulu mendeklarasikan bahwa mereka bakal maju kembali sebagai Paslon Incumbent.
Khofifah-Emil sudah punya bekal besar dengan menjadi tim inti pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 kemarin. Deklarasi berbagai elemen, proses Paslon tersebut menjadi jurkam Pilpres Prabowo-Gibran sudah barang tentu menjadi modal tersendiri.
Paslon ini sudah menatapkan 1 langkah kaki mereka ke depan dalam kesiapan yang matang dan terencana untuk bertarung di Pilgub Jatim 2024.
Di saat PDIP dan PKB masih harus konsolidasi mencari figur untuk dicalonkan hingga koalisi tersebut buyar dan masing-masing punya calon.
Paslon Khofifah Emil sudah start duluan menyapa masyarakat blusukan hingga ke 38 Kabupaten/Kota. Hingga akhirnya mereka didukung 15 parpol, yakni PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda dan Partai Prima.
Tak perlu butuh effort yang besar di pertarungan Pilgub Jatim kali ini. Meski demikian, tak boleh sombong juga Paslon Khofifah-Emil.
Berbeda dengan Paslon Khofifah-Emil, PDIP dan PKB hingga H-1 penutupan pendaftaran masih dibingungkan dengan siapa Paslon mereka.
Sebut saja PKB yang sejak awal tidak akan mungkin mendukung Khofifah Emil, berusaha koalisi dengan PDIP menyodorkan nama KH Marzuki Mustamar hingga Gus Halim kakak kandung Cak Imin Ketum PKB.
Pada akhirnya PKB jalan sendiri lepas dari PDIP dan tiba-tiba saat mendekati hari terakhir pendaftaran ke KPU, final muncul nama Luluk-Lukman yang dimajukan sebagai Paslon di Pilgub Jatim melawan Incumbent Khofifah-Emil
Perlu kita ketahui masyarakat Jawa Timur rata-rata tidak akan tahu siapa sosok Luluk dan Lukman dari PKB?
Luluk sendiri merupakan anggota DPR RI Dapil Jateng IV (Karanganyar, Sragen, Wonogiri) dari Fraksi PKB. Aktivis perempuan kelahiran Jombang ini pernah menjadi Ketum KOPRI PB PMII tahun 1997-2000.
Apalagi Lukman. Pasangan Luluk ini justru tidak pernah berorbit namanya di Jawa Timur. Mesin pencarian Google tak banyak mencatat riwayat Lukman.
Hanya disebut anggota DPR RI Dapil Jatim IX. Saya tidak bisa menguraikan lebih banyak lagi siapa sosok Lukman ini.
Lain lagi dengan PDIP. Sejak awal antara Khofifah dan PDIP bagai air dan minyak yang sulit disatukan.
Sejak tidak ketemu arah koalisi dengan PKB, PDIP sudah mulai bimbang dan bingung siapa Paslon yang akan diusung.
PDIP sejatinya mempunyai banyak kader di Jatim, tetapi kader-kader tersebut diyakini tidak berani melawan Khofifah-Emil.
Mereka lebih memilih tetap jadi Kepala Daerah Bupati atau Wali Kota di masing-masing wilayah ketimbang harus melawan Khofifah-Emil dan melepas peluang emas di daerah atau harus mundur dari terpilihnya sebagai DPR RI hingga DPRD Kabupaten/Kota.
PDIP terpusat hanya punya satu kader yang dianggap mampu bersaing, yaitu Risma mantan Wali Kota Surabaya 2 periode dan Mensos saat ini.
Menurut sumber terpercaya Ketik di lingkungan Risma sendiri, sebenarnya Risma hanya mengikuti perintah partai karena Risma sebagai petugas Partai.
Akhirnya apapun harus dilaksanakan.
Ketika Risma resmi sebagai Cagub kuat, PDIP dibingungkan kembali siapa sosok Cawagubnya. Dengan koalisi bersama PKB gagal dibangun.
Berdasarkan sumber terdekat Ketik, Risma awalnya sempat dipasangkan dengan KH Marzuki atau Gus Halim seandainya terjadi koalisi PDIP dan PKB.
Lanjut setelah gagal proses koalisi, PDIP optimis maju sendiri.
Dalam hitungan hari menjelang pembukaan pendaftaran Cagub Cawagub Jatim ke KPU pada tanggal 27 Agustus lalu, mulai bergerilya siapa sosok yang pas digandengkan dengan Risma.
PDIP sempat pasang dan tugaskan Risma Gus Ipin yang merupakan Bupati Trenggalek incumbent bahkan sempat menjadi Wabupnya Emil kala itu.
Tetapi info beredar bahwa Gus Ipin kurang berkenan dan lebih memilih fokus di Trenggalek saja.
Lepas Gus Ipin di H-1 pendaftaran beredar foto surat rekomendasi dari DPD PDIP Jatim yang di-TTD Said Abdullah.
PDIP memasangkan duet Risma-Sutiaji.
Sutiaji sendiri mantan Wali Kota malang yang bernasib baik terpilih karena ada hiruk pikuk OTT KPK hingga paslon lainnya kalah di Kota Malang.
Dalam hitungan jam, nama Risma-Sutiaji hilang dari peredaran bursa PDIP.
Menjelang tengah malam masuk ke tanggal 29 Agustus 2024.
Tiba-tiba muncul nama baru pasangan Risma. PDIP tunjuk Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans sebagai tandem Risma di Pilgub Jatim.
Duet Risma-Gus Hans final didaftarkan PDIP.
Gus Hans sendiri merupakan pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang. Dia merupakan putra dari KH As’ad Umar dan Azah As’ad.
Gus Hans juga dikenal sebagai tokoh pemuda NU serta pernah menjadi juru bicara tim kampanye Khofifah-Emil saat Pilgub 2019.
Tentunya melihat catatan sejarah dan kronologis perkembangan perjalanan Pilgub Jatim untuk periode 2024-2029 ini, bisa masyarakat simpulkan sendiri!
Siapa pemimpin yang benar-benar serius dalam mempersiapkan diri untuk dengan ikhlas menjadi pemimpin dan melayani masyarakat Jatim.
Persiapan dan rencana seorang calon pemimpin dengan perhitungan yang matang dan tajam pasti akan berdampak baik untuk semua. (*)
Kiagus Firdaus
CEO Ketik
CEO Juragan Parkir 55