Kisah Haji! Saat Buwas Berdoa Khusyuk di Mekkah Hingga Jabat Komjen dan Diangkat Keluarga Kerajaan Arab

Oleh: Kiagus Firdaus

5 Juni 2024 01:33 5 Jun 2024 01:33

Thumbnail Kisah Haji! Saat Buwas Berdoa Khusyuk di Mekkah Hingga Jabat Komjen dan Diangkat Keluarga Kerajaan Arab Watermark Ketik
Kiagus Firdaus saat wawancara eksklusif dengan Budi Waseso, Ketua Kwarnas Pramuka.

KETIK, SURABAYA – Saya bersyukur bisa bertemu dan berbincang langsung dengan Komjen (Purn) Budi Waseso di Surabaya, beberapa waktu lalu. Dia bercerita santai dan sangat mengalir. 

Sekitar 2 jam, Buwas, sapaannya, berkisah banyak hal. Mulai meniti karir di Polri, BNN hingga pernah menjadi Bos Bulog hingga kini dipercaya Jokowi menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia.

Buwas ini anak tentara yang memiliki keberanian dan integritas tinggi. Betapa tidak. Polisi dengan pangkat melati tiga (Kombes) berani 'menangkap' Komjen (Purn) Susno Duadji. Dari sana lah dia langsung diganjar bintang satu. 

Buwas sempat ditugaskan menjadi Kapolres di luar Jawa. Saat itu, ia dan istri ketiban berkah bisa berangkat haji dari kuota masyarakat Aceh yang ketika itu dilanda Tsunami akbar. 

Buwas punya kisah haji. Dia ingin sekali naik haji tapi belum waktunya berangkat. Kuota Aceh yang tidak terpakai itu kemudian dilempar ke jemaah haji seluruh indonesia, salah satunya Buwas.

Singkat cerita, Buwas dapat jatah berangkat haji. Karena belum ada persiapan dan tidak ikut manasik haji, dia kebingungan untuk teknis hajinya. 

Buwas tiba-tiba ingat teman seangkatannya saat Sespimti yakni ada polisi dari Arab Saudi bernama Kholid. Lantas Buwas menghubunginya akhirnya dibantu dan dipandu. Kholid mencarikan Syeikh Arab (semacam mutowwif) untuk mendampingi Buwas. 

Saat wukuf, Syeikh tersebut menyampaikan kepada Buwas. "Berdoalah dan solat di sini. Mintalah apa yang kamu inginkan," kata Syeikh itu kepada Buwas.

Tahukah kamu salah satu doa yang dimunajatkan oleh Buwas? Ya. Dia ingin pangkat tertinggi di kepolisian. 

"Ya Allah aku ingin mengejar karir dengan pangkat tertinggi," kira-kira begitu doa Buwas. 

Setelah pulang haji, seiring berjalannya waktu, doa itu terkabul hingga Buwas meraih pangkat tertinggi di kepolisian yakni bintang tiga (pengecualian bintang empat, pangkat politis). 

Dalam perjalanannya, karir Buwas terus cemerlang. Jelang pensiun, dia jadi kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik. 

Suatu ketika, Indonesia kerjasama dengan Pemerihtah Cina untuk memberantas penyelundupan narkoba besar-besaran ke Indonesia melalui kapal selam. 

Buwas memimpin langsung misi khusus tersebut. Ketika diintai, ternyata kapal selam yang membawa narkoba itu tidak jadi masuk ke wilayah Indonesia. Justru putar balik menuju ke arah Arab Saudi. 

Buwas mencoba berkomunikasi dengan Arab Saudi. Awalnya pihak Saudi tidak percaya. Tanpa pikir panjang, Buwas datang langsung ke Arab dan bertemu dengan pejabat tinggi bagian Mendagri yang kebetulan dia adalah Pangeran Arab. 

Setelah dijelaskan Buwas, Pangeran tersebut percaya dan langsung membentuk satgas untuk memberikan back up penuh kepada Buwas dan tim. Singkat cerita misa tersebut berhasil.

Setelah misi membongkar penyelundupan narkoba lewat kapal selam ini sukses, hubungan baik terjalin antara Buwas dan pemerintah Arab Saudi.

Kapal selam tersebut dimasukkan ke dalam museum dan di situ tercantum nama Budi Waseso. Buwas diangkat menjadi keluarga kehormatan Arab Saudi. 

Ketika jabatan BNN mau habis, Buwas berinisiatif mengajak umroh tim dan stafnya sekaligus pamitan dan sowan ke Pangeran Arab. Buwas terkejut karena dia ditawari haji. 

"Mau haji enggak?" 

"Maaf Pangeran. Saya sudah sudah haji. Jika boleh usul, saya menawarkan apakah boleh jatah tersebut untuk adik saya," ucap Buwas.

"Berapa adiknya," tanya Pangeran.

"Dua Pangeran. Total 4 orang suami-istri," timpalnya. 

"Okey. Aku kasih (jatah) 6, bareng kamu dan istri ya," jawab Pangeran. 

Kira-kira begitu isi percakapannya. 

Buwas kemudian pulang ke Indonesia dan menganggap percakapan tersebut seperti obrolan biasa. Beberapa tahun kemudian, hingga Buwas menjabat Dirut Bulog, tiba-tiba dia ditemui oleh Dubes Arab.

Dubes tersebut membawa pesan Pangeran Arab untuk mengundang Buwas sekeluarga untuk berangkat haji khusus dari Kerajaan. 

Senang bukan kepalang. Buwas bawa kabar gembira itu kepada istri dan sanak familinya. Akhirnya mereka berangkat.

Ketika tiba di bandara Cengkareng, ada pesawat kerajaan mewah dan Buwas tidak menyangka ternyata pesawat itu didatangkan khusus untuk Buwas dan keluarga. 

Ketika landing, mereka dijemput 3 mobil khusus yang masih baru. Plastik mobil belum dilepas. Dalam budaya Arab, itu adalah penghormatan kepada tamu Kerajaan. 

Buwas disiapkan fasilitas kelas mewah. Mulai hotel, makanan, jamuan, dan lain-lain. 

"Saat di Mekkah, saya kembali datang ke tempat berdoa yang dulu diberi petunjuk oleh Syeikh Kholid tersebut," kata Buwas.

Di mana kah tempat atau titik Buwas berdoa? Akpol 84 itu tidak kuasa menjelaskan secara PRESISI di mana letak dia berdoa.

Hikmahnya: berdoalah setinggi tingginya!

(KIA)

Tombol Google News

Tags:

Buwas Budi Waseso Pramuka Kisah Haji HAJI2024 jemaah haji Haji Indonesia