KETIK, FLORES TIMUR – Seorang korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, harus menjalani amputasi lantaran luka serius. Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) memastikan penanganan medis terhadap korban secara maksimal.
Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, kondisi korban telah membaik usai mendapatkan penanganan medis. Namun, korban atau pasien bersangkutan harus kehilangan satu kaki.
"Memang harus diamputasi kakinya sebelah kiri dan tangan kanan dalam proses pemasangan pen. Kami sendiri sudah menengok dan berikan bantuan, mudah-mudahan bisa diselamatkan," ujar Suharyanto mengutip Suara.com media jejaring Ketik.co.id, Jumat 8 November 2024.
BNPB juga telah memastikan korban jiwa akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tidak bertambah. Data hingga Kamis 7 November 2024, tercatat 9 orang korban meninggal dunia. Terminimalkan korban jiwa tersebut berkat kesigapan mengungsikan masyarakat sejauh 7 kilometer dari pusat erupsi.
“Sejak erupsi pertama tanggal 4 November tengah malam mengakibatkan 9 jiwa meninggal dunia. Telah terjadi erupsi berikutnya, tapi karena masyarakat sudah berhasil kita ungsikan, jadi yang meninggal dunia tidak bertambah tetap sembilan," katanya.
BNPB juga memastikan penanganan korban luka-luka berat berjalan optimal. Laporan awal tercatat 31 orang korban yang mengalami luka berat dan dirawat di rumah sakit. Kekinian, korban atau pasien luka berat tersisa empat orang yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Flores Timur, Larantuka.
Sementara, BNPB mencatat jumlah terkini pengungsi tiga posko pengungsian di Flores Timur. Rinciannya, Kampung Lewolaga terdapat 693 orang, Kampung Bokang 692 orang, dan Kampung Konga 1372 orang. Kemudian, posko pengungsi di Kabupaten Sika sebanyak 1.790 orang.(*)