Kunjungi Ketik.co.id, CEO Suara.com Suwarjono: Media Harus Siap Hadapi Perubahan

Jurnalis: Siti Fatimah
Editor: Muhammad Faizin

7 Februari 2025 05:50 7 Feb 2025 05:50

Thumbnail Kunjungi Ketik.co.id, CEO Suara.com Suwarjono: Media Harus Siap Hadapi Perubahan Watermark Ketik
CEO Suara.com Suwarjono berfoto bersama tim Ketik.co.id di Ketik Cafe & Literacy (Foto: Fatimah/ Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Chief Executive Officer (CEO) Suara.com, Suwarjono mengunjungi Ketik.co.id, Kamis, 6 Februari 2025. 

Dalam kunjungannya, pimpinan media jaringan Ketik.co.id ini membagikan pandangan serta masukannya pada media online di Indonesia di tengah perubahan teknologi yang begitu pesat.

Salah satunya Google. Perusahaan mesin pencari raksasa ini terus mengalami perubahan dan membuat inovasi bagi para penggunanya.

Perubahan ini tentu saja harus cepat dipahami oleh industri kreatif dan digital seperti media online. 

"Sangat dinamis. Teman-teman harus sudah paham setiap saat itu untuk switch (beralih)," ucap Suwarjono di Ketik Cafe & Literacy.

Artinya, media online harus cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Soal trend Google misalnya yang mulai berfokus pada teknologi Artificial Intelligence (AI). 

Suwarjono membeberkan saat ini trend Google mulai berubah. Ini yang membuat pendapatan adsense dan traffic website menurun.

Ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama masa pandemi. Saat itu, banyak media online yang berburu traffic untuk mendapatkan profit melalui adsense. Mereka memproduksi lebih banyak konten artikel agar traffic website meningkat.

Namun, kondisi sekarang bisa berubah begitu cepat. Kabarnya, tahun ini Google mulai meninggalkan search engine dan sepenuhnya fokus ke AI.

"Sekarang mau nggak mau. Website kita itu kan hanya sebagai rumah," katanya. 

Melihat itu, dia tidak bisa membayangkan apabila Google benar-benar akan menghentikan crawling dan indexing konten pada mesin pencari. 

Dengan kata lain, Google bisa saja menghentikan search engine dan discover. "Ada kemungkinan tahun ini, akhir tahun, dia akan full di AI," bebernya.

Inilah yang membuat dirinya mencoba melihat peluang baru. Salah satunya pada potensi sosial media dengan memproduksi berbagai konten. 

"6 bulan lalu, saya membuat perubahan termasuk pada redaksi untuk bisa mengubah cara teman-teman nulis teks menjadi video," kata Suwarjono.

Dia sempat memerintahkan pada sebagian tim redaksi untuk berhenti menulis dalam bentuk teks dan beralih pada video. Cara ini berhasil membuat timnya beradaptasi cepat dengan perubahan. 

"Senior-junior. Meskipun usianya sudah 82 gak pernah pegang video. Tapi yang penting teman-teman ini selalu siap untuk berubah," tandasnya. 

"Dulu sehari bisa produksi 1.400 artikel, sekarang 800-an. Karena Google sendiri demand iklannya turun, dan semua iklan pindah ke video," imbuh pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini. 

Ia juga sempat menyinggung bahwa perubahan ini bisa menggeser peran redaktur di media online. 

Sebab nantinya AI menyiapkan sebuah aplikasi yang isinya hanya konten kiriman dari lapangan. Dengan sendirinya aplikasi tersebut akan mengolah data menjadi konten sesuai kebiasaan user. 

"Jadi AI menggantikan peran redaktur. Redaktur nanti dibutuhkan untuk mencari fresh konten," ujarnya. 

Selain perubahan Google, Suwarjono mengungkapkan bahwa kebijakan pemotongan anggaran dari pemerintah akan berdampak pada pendapatan media. 

Oleh karena itu, dia mengajak kepada media online untuk terus berinovasi dan meluaskan lini bisnis untuk bisa mandiri. Yakni dengan diversifikasi usaha, seperti mengembangkan sosial media, event, dan sebagainya.

Direktur Bisnis dan Event Ketik.co.id, Sumarno, menambahkan saat ini Ketik Media mempunyai diversifikasi usaha berupa bisnis pengelola parkir dan kafe. 

Lewat PT Jatim Parkir Center (JPC) yang mengelola parkir di Masjid Al-Akbar Surabaya, RSUD Jombang, Pasar Besar dan RSUD Madiun. 

Selain itu, ada Ketik Cafe & Literacy dengan konsep Co-Working Space yang berlokasi di Jalan Gayungsari Barat X/32, Kota Surabaya. 

"Mumpung ada di Surabaya, Mas Suwarjono, saya ajak mampir di Ketik Cafe & Literacy. Alhamdulillah, beliau mau berbagi ilmu soal tantangan mengelola media online yang terus berubah sangat cepat," ujarnya.

Sementara itu, CEO Ketik.co.id Kiagus Firdaus sempat berbincang dengan Suwarjono via smartphone. 

Mas Kia, panggilan akrabnya mengucapkan terima kasih kepada pria asal Gunung Kidul itu yang bersedia memberikan pencerahan soal perkembangan bisnis media online kepada wartawan, marketing, IT hingga management Ketik.co.id.

 "Terima kasih, pertemuan ini keren," ucap Mas Kia pada Suwarjono. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Suara.com Media online Artificial Intelligence media digital