Mahasiswa Difabel Jalur Mandiri Universitas Brawijaya Dibebaskan Iuran Pengembangan Institusi

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

14 Agustus 2024 07:45 14 Agt 2024 07:45

Thumbnail Mahasiswa Difabel Jalur Mandiri Universitas Brawijaya Dibebaskan Iuran Pengembangan Institusi Watermark Ketik
Salah satu mahasiswa difabel yang diterima di Universitas Brawijaya. (Foto: Humas UB)

KETIK, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) membebaskan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bagi mahasiswa baru difabel jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD). Tak hanya bebas IPI, mahasiswa baru difabel juga diberikan bantuan biaya UKT.

Kepala Subdirektorat Layanan Disabilitas (SLD) UB, Zubaidah Ningsih menjelaskan, kebijakan tersebut baru diterapkan pada tahun ini. Menurutnya bantuan tersebut sebagai bentuk dukungan kepada mahasiswa difabel.

“Pemerintah juga menawarkan beasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Tahun 2024, namun baru bisa diakses di semester satu, sehingga pimpinan UB memberi kebijakan tersebut," ujar Zubaidah, Rabu (14/8/2024).

Pada tahun ajaran ini, UB telah menerima 19 mahasiswa difabel. Dari total jumlah tersebut, 15 mahasiswa di antaranya diterima melalui jalur SMPD, sedangkan empat lainnya dari SNBP dan SNBT.

Diketahui mahasiswa difabel tersebut terdiri dari satu orang ADHD, enam orang tunadaksa, delapan orang tuli, tiga orang tunanetra, dan satu orang slow learner. Mereka tersebar di FEB, FIA, FILKOM, FISIP, FT, FMIPA, dan Fakultas Vokasi.

Komitmen UB dalam menjadi kampus inklusi telah dimulai sejak penerimaan mahasiswa difabel pertama kali tahun 2012. Pendampingan dan fasilitas terhadap mahasiswa difabel telah diakomodir oleh SLD.

Tak hanya melatih dosen dalam mengajar mahasiswa difabel, UB juga menyediakan mobil kursi roda untuk mobilisasi di kampus. Selain itu tersedia screen reader untuk membantu difabel netra membaca buku, hingga pendampingan konseling dan psikolog.

"Untuk persiapan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024, SLD sudah mendata dan mengakumulasi kebutuhan maba difabel. Mulai dari juru bahasa isyarat (JBI), pendampingan, dan lainnya," tambahnya.

SLD telah menyediakan sembilan juru ketik untuk membantu mahasiswa baru difabel memahami materi yang disampaikan. Terlebih tidak semua maba tuli dapat mengerti bahasa isyarat.

"Kami juga menyediakan dua belas JBI, pendamping untuk tunanetra, pendorong kursi roda, serta pendamping untuk ADHD dan slow learner. Semua ini untuk memfasilitasi agar mahasiswa difabel tetap fokus mengikuti PKKMB,” tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Mahasiswa Difabel Universitas Brawijaya jalur mandiri IPI Iuran Pengembangan Institusi