KETIK, KEDIRI – Calon Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, bersama wakilnya Dewi Mariya Ulfa, menegaskan bahwa mereka akan memprioritaskan program kerja yang bersifat fundamental dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam bidang pendidikan, beasiswa yang ditawarkan tidak hanya menyasar pelajar dan mahasiswa, tetapi juga para santri.
Pernyataan tersebut disampaikan Mas Dhito, sapaan akrabnya, dalam sebuah dialog dengan warga saat berkampanye di Kecamatan Kandat. Ia menekankan bahwa seorang bupati memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pelayanan dasar bagi masyarakatnya.
Mas Dhito juga mengakui bahwa sektor pendidikan masih menyisakan banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan, seperti masalah zonasi dan pungutan liar. Pada masa kepemimpinannya yang pertama, Mas Dhito sangat berfokus pada penanganan isu-isu tersebut.
“Pendidikan itu merupakan investasi untuk jangka panjang,” katanya, Rabu, 2 Oktober 2024.
Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam menangani permasalahan zonasi yakni dengan membangun sekolah SMP baru, di antaranya SMPN 2 Ngasem. Sedang, persoalan pungutan liar muncul di sekolah tingkat SMA yang menjadi kewenangan provinsi. Dalam hal ini, pihaknya tak tinggal diam dan mengkomunikasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dalam sektor pendidikan ini, Mas Dhito juga aktif memberikan beasiswa bagi warga kurang mampu. Sejak awal kepemimpinannya di periode pertama Mas Dhito telah menggelontorkan anggaran mencapai Rp103,95 miliar untuk beasiswa pendidikan kepada 47.544 penerima.
“Dalam satu tahunnya, kami menggelontorkan dana Rp30-35 miliar untuk beasiswa,” ungkapnya.
Mas Dhito memastikan, jika nantinya kembali mendapatkan amanah dari masyarakat untuk memimpin Kabupaten Kediri, pihaknya bersama Mbak Dewi akan melanjutkan program beasiswa pendidikan yang telah dijalankan di periode pertamanya. Bahkan, kali ini beasiswa juga akan diberikan untuk santri.
“Kita memastikan beasiswa untuk santri masuk dalam program kami,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui dalam dialog bersama warga, Mas Dhito mendapatkan masukan supaya program beasiswa pendidikan tidak hanya menyasar siswa dari pendidikan formal, namun juga santri-santri yang bersekolah di pendidikan non formal.
“Santri itu kebanyakan kalangan menengah ke bawah, kami berharap Mas Dhito bisa membantu supaya mereka bisa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya,” ucap Muhammad Asrori Pengasuh Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) di Desa Ngreco.
Asrori mengaku lega dengan kepastian yang diberikan Mas Dhito. Menurut dia, program-program yang diusung Mas Dhito di periode pertama patut untuk dilanjutkan. Pihaknya bersama warga mengaku mendukung Mas Dhito supaya bisa kembali memimpin Kabupaten Kediri di periode kedua.(*)
