KETIK, SURABAYA – Membudidayakan Bayam Brazil di lahan sempit mulai banyak diminati oleh sebagian warga kota Surabaya Barat. Menanam bayam tersebut cukup di depan halaman rumah yang sempit (home gardening).
Sayuran ini cocok ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia. Bayam Brazil dengan nama latin Aternanthera Sissoo tersebut bisa tumbuh cepat. Apalagi di lokasi yang kena sinar matahari pagi antara pukul 07.00 sampai jam 08.00 WIB.
Sayuran bayam jenis ini bisa ditanam di dalam pot kecil. Daunnya berwarna hijau gelap. Tanaman sayuran tersebut bisa tumbuh subur asal medianya memenuhi syarat.
Batang tanaman harus ditanam di tanah yang gembur, dipupuk NPK (Nitrogen Fosfor Kalsium) atau pupuk kandang. Tanaman harus sering disiram dengan air secara rutin pada pagi dan sore.
Daun bayam segar yang dipetik bisa diolah menjadi sayur sebagai pelengkap hidangan makan siang atau sore hari. Sayur bayam jenis ini kaya nutrisi dan serat.
Sementara daun yang masih segar bisa dicampur dengan tepung diolah menjadi peyek. Bayam yang berasal dari Amerika Latin ini menjadi salah satu pilihan sayur untuk ditambahkan dalam menu makan sehari-hari.
Menanam bayam yang daunnya berwarna hijau dan bentuknya sedikit bulat tersebut sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, di Indonesia sudah diteliti oleh tiga institusi.
Tiga institusi yang dimaksud di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dan National Institute of Health (NIH).
Penelitian bayam Brazil hingga kini terus dilakukan. Hasilnya juga berbeda tergantung pada metode penelitian serta sampel yang digunakan.
Dalam penelitian tiga institusi di atas banyak ditemukan manfaat sayuran bayam Brazil. Selain rasanya lezat, bayam Brazil mengandung nutrisi serta bisa menjaga kepadatan tulang. Hasil penelitian disebutkan bisa menjaga penurunan fungsi otak.
Manfaat mengkonsumsi bayam ini untuk kesehatan antara lain mencegah anemia. Bayam ini kaya akan zat besi yang berperan pembentukan hemoglobin.
Bayam juga bermanfaat untuk mencegah sembelit, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, dan meningkatkan kesehatan mata .
Usaha Sampingan
Menanam bayam Brazil di Surabaya Barat, kini menjadi kesibukan tersendiri bagi pemilik rumah yang mempunyai lahan sempit.
Sebab, menanam sayuran yang daunnya berwarna hijau gelap tersebut mudah. Apalagi untuk membudidayakan bayam yang tingginya hanya sekitar 10 sampai 15 sentimeter.
Selain itu, menanam bayam jenis ini tidak banyak mengeluarkan biaya. Bila tidak memiliki tabula pot atau pot tanaman hias cukup dengan botol bekas minuman mineral.
Botol yang dipakai biasa ukuran 1 liter atau botol ukuran besar lebih baik. Tanaman di atas pot tanaman hias cukup digantungkan di tempat yang aman.
Tanaman sayuran ini memang ditanam tanpa biji. Sebab, bayam jenis ini memiliki biji yang lebih kecil dibandingkan bayam lokal atau sawi.
Bayam Brazil sering disebut bayam berdaun keriting. Kalau sudah berusia 2 atau 3 bulan cukup diambil daunnya. Kemudian batangnya ditancapkan di pot yang sudah disediakan.
“Menanam bayam Brasil sangat mudah,” kata Anna Tri Astuti, warga RT 12/RW 03 Manukan Indah, Surabaya
Di halaman depan rumah Anna terdapat lahan berukuran sekitar 1,5 x 5 meter. Di tempat inilah dimannfaakan untuk membudidayakan bayam Brazil.
Semula, Bu Anna menanam bayam dari mancanegara ini hanya coba-coba. Berkat ketekunannya, Ana dengan dukungan suaminya Jaiman, akhirnya berhasil membudidayakan bayam tersebut.
Anna menanam bayam Brazil bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Namun tanaman bayam tersebut dikembangkan di green house yang ada di kampungnya.
Menurut Anna, bila bayam sudah dipanen, maka hasilnya bisa dijual di pasar modern Citraland, Surabaya Barat. Bahkan sebelum bayam dipanen, sudah ada pedagang yang memesan.
Hasil menanam bayan ini bisa dikatakan sebagai usaha sampingan. Pedagang di pasar bisa menjual bayam tersebut seharga Rp20 ribu sampai Rp 25 ribu/kg. Hal ini tergantung kuantitasnya.
Berkat keberhasilan membudidayakan bayam asal Benua Amerika tersebut, Anna mendapat tugas sebagai instruktur dari kelurahan untuk mengembangkan bayam Brazil. Tempat tinggalnya juga diberi predikat sebagai Kampung Bayam.
“Saya siap membantu warga kalau ada yang ingin membudidayakan bayam jenis ini,” katanya.
Sementara Jaiman menjelaskan menanam bayam Brasil jarang menggunakan biji. Kalau daun bayam sudah dipetik batangnya sudah bisa ditanam di pot atau di lahan.
“Setelah tanaman perlu perawatan yang baik. Hal ini dikhawatirkan adanya hama layu fusarium, kutu daun dan belalang,” ujarnya.
Berdasarkan literasi hama bayam Brazil berasal dari ulat grayak (Spodoptera), kutu daun (Aphis spp), Hama Putih (Bemisia tabaci).(*)